Semua Bab CEO MISTERIUS DI SEBELAH KAMAR: Bab 51 - Bab 60

Kalau sampai Tuan Muda mereka yaitu Johan mengetahui fakta ini, bukankah dia akan terkejut dan dibuat marah sampai sekarat? Para pengawal hanya bisa terdiam dan tidak ada yang berani melangkah lebih jauh.Keselamatan Tuan Muda mereka penting dan keselamatan mereka juga jauh lebih penting. Berusaha melawan musuh kuat yang tidak mereka ketahui kekuatannya jelas hanya akan membuat masalahnya semakin rumit nantinya.“A–aku tahu! D–dia adalah Rensakar Bins Haekal dari Keluarga Bins Haekal! Seorang jenius muda yang diperkirakan sudah mencapai kekuatan Energi Adidaya Level 85! Tidak mungkin kita bisa mengalahkan orang luar biasa seperti ini. Lagi pula, dia juga punya latar berlalu yang setara dengan Keluarga Dans Kurt!” teriak salah satu pengawal tanpa seketika menyadari identitas sebenarnya Rensakar.Hening!Mereka semua menjadi hening dan tidak ada yang bisa berbicara lagi. Seorang jenius muda memiliki kekuatan Energi Adidaya di Level 85 jelas bukan tandingan mereka. Setiap peningkatan lev

“Hmph! Karakter seseorang berasal dari hati sedangkan hati manusia itu sendiri sulit untuk ditebak. Kau bisa saja terlihat lemah lembut, tapi jauh di dalam hatimu penuh dengan kebencian yang haus darah. Wanita bejat sepertimu benar-benar harus diwaspadai!” tegas Rensakar langsung menyahut perkataannya Isabel tanpa berpikir panjang ke sana kemari sama sekali.Isabel sedikit tertegun sejenak seakan tak percaya dengan apa yang baru saja didengar olehnya. Dilihat dari sudut mana pun, Rensakar benar-benar tak layak menasehati orang lain apalagi mengatakan mereka bejat ketika dirinya juga bejat sekali.“Benar-benar tidak tahu malu! Bagaimana bisa kamu mengatakan hal itu kepadaku? Kalau ada hal yang perlu dikhawatirkan, tentu saja adalah dirimu sendiri. Isi hatimu juga busuk sekali pada akhirnya!”Isabel tak mau mengalah dalam adu mulut dan terus menyentak sambil melangkah maju. Wanita cantik tersebut tak rela sama sekali diperlakukan seperti sampah oleh pria yang dahulu sempat mengisi selur

Kemesraan semakin melebarkan sayapnya yang perlahan-lahan menjadi hasrat penuh aroma keringat dari keduanya keluar satu persatu ke permukaan dunia fana. Rensakar benar-benar melumat bibir lembut wanita cantik tersebut tanpa menahan diri sedikit pun.“Mhmm…! Ehmm…!”Suara-suara laknat mulai kembali terdengar menggebu-gebu. Seolah tak mau kalah dari Rensakar, Isabel juga benar-benar berusaha untuk terus melumat bibir perkasa miliknya Rensakar juga.Keduanya benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya dan hampir mustahil dikatakan masih waras. Suasana yang sudah sedemikian rupa menyimpang tak mungkin lagi dikembalikan seperti semula.Alisa yang berada di ruangan lainnya sebenarnya merasa sedikit gelisah dan tak lagi bisa nyaman ditinggalkan sendirian ketika memikirkan kejadian sebelumnya. Meski begitu, dia tetap diam di sana menunggu baik itu Rensakar ataupun menu makanan yang dinantikannya.“Semoga cepat jadi makanan. Ngomong-ngomong, pria itu pergi ke mana sih? Sebelumnya, auranya dia e

Alisa hanya tahu kalau dirinya sering kali dikatakan cantik oleh rekan-rekannya termasuk para pria yang ingin menaklukkan isi hatinya. Sayangnya, tidak lebih dari itu saja pengetahuannya terkait masalah ini. Alhasil, rayuan Rensakar dianggapnya pasti tidak masuk akal kalau tujuan akhirnya adalah isi hatinya.Alisa masih berpikir kalau Rensakar pasti sedang berupaya keras mengintrogasinya agar dapat menguak kebenarannya. Dengan demikian, dia tidak akan pernah berharap kalau Rensakar akan benar-benar mencintainya sedikit pun.“Aku harus lebih waspada lagi!” batin Alisa membulatkan tekadnya sambil terus menikmati menu hidangannya.“Hmm…, wanita ini benar-benar pelahap! Bagaimana bisa dia terus menjaga tubuhnya tetap indah kalau cara makan dan menu yang dimakannya sampai seperti ini, kan? Sangat aneh sekali!” batin Rensakar yang kali ini masih saja berpikiran bejat bahkan setelah melampiaskan semua hasratnya beberapa waktu lalu.Keduanya tetap diam tanpa ada satu pun yang mencoba untuk be

Alisa membatin dalam keheningan. Benaknya berisikan sejumlah rasa khawatir, takut, cemas, jijik, dan marah mendengar segala macam aksi menyimpang yang dilakukan oleh enam keluarga adidaya tidak peduli di sisi mana pun itu.Tidak peduli seberapa tenangnya dia, mendengar secara langsung tentang kebrutalan konflik di antara enam keluarga adidaya dari sosok salah satu Tuan Muda dari enam keluarga adidaya secara langsung jelas terasa seperti tamparan keras yang seakan begitu tiba-tiba menyerangnya tanpa ampun sedikit pun.Alisa ingin menjerit sejadi-jadinya saat itu juga atau bahkan mungkin menghajar orang seperti Rensakar yang besar kemungkinan terlibat dalam semua omong kosong ini. Untungnya, wanita cantik tersebut segera dapat menenangkan kemarahan secepat mungkin tanpa membiarkannya meledak tak terkendali.“Ketika waktunya tiba, aku pastinya akan menjadi sosok luar biasa kaya raya dan kuat sehingga bisa melawan enam keluarga adidaya sekaligus juga. Meski terasa sulit, tapi tidak masala