All Chapters of Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku: Chapter 221 - Chapter 230

Empat tahun yang lalu...Di antara sekian banyak ujian dalam pernikahan salah satunya adalah ketika hati mempertanyakan kesetiaan pasangan.Andara merasakan hal itu begitu nyata saat menatap layar ponselnya. Pesan singkat dari Ananta masih terpampang di sana. Hangat dan manis seperti biasanya. Seolah-olah tidak ada yang perlu dicemaskan. Namun, ucapan Masayu barusan menusuk hatinya.Ananta pergi bersama Clarin.Kenapa harus perempuan itu lagi? Seperti tidak ada perempuan lain di hidup Ananta.Dadanya terasa berat. Rasanya seperti berdiri di antara dua hal. Antara percaya pada kata-kata manis suaminya atau menyerah pada rasa cemburu yang perlahan menggerogoti ketenangan pikirannya.Andara menarik napas panjang, mencoba menenangkan gejolak dalam hatinya. Namun, rasa penasaran dan sedikit rasa sakit yang ingin ia buktikan sendiri, membuatnya bergerak.Di dalam taksi, Andara menundukkan kepala, sesekali menatap layar ponsel yang masih menampilkan pesan manis dari Ananta. Perjalanan ter

Ello Fans Club@ellofansclubSekarang yang dilap pake tisu keningnya Andara, besok-besok perutnya ya, El 😍 #iniello #elloandara #newcouple Celeb Update@celeb_updateAktor muda berbakat Marcello Romanov dan makeup artist-nya tertangkap kamera sedang main padel di sebuah lapangan eksklusif. Menurut kabar yang beredar keduanya sedang menjalin hubungan istimewa. Dalam video berdurasi lima belas detik yang populer di kalangan netizen, Ello terlihat menghapus keringat di dahi Andara dengan tisu. Netizen langsung heboh. Chemistry mereka di lapangan bikin baper! #andaramakeupartist #ello #padelmesra #andaraetoilebeauty #gosipterbaruLambe Pedes Banget@lambepedesbangetGaisss! Sebabang ganteng #marcelloromanov ketangkep kamera hengpong kentang minceu lagi padelan sama cewek. Itu cewek bukan ertong katanya, tapi emang cantik sih. Waduh, kira-kira yang ini diseriusin gak ya 👀 Delulu Ello@ello_for_lifeAduh, Ello cewek baru lagi. Gue setuju sih sama yang ini. Chemistry-nya dapet banget 😍

Dengan sedikit kewalahan akhirnya Ello berhasil memasukkan Andara ke mobil. Perempuan itu masih setengah limbung. Jemarinya menggenggam ujung lengan baju Ello, seakan itu satu-satunya pegangan yang ia percayai di tengah kekacauan malam ini. Dengan hati-hati Ello memasangkan seat belt kemudian menepis tangan Andara dari bajunya. "Jangan pergi, El." Kalimat itu meluncur begitu lirih, namun cukup untuk membuat dada Ello mengeras. Ia menahan napas sejenak, jemarinya berhenti di udara. Tatapannya terarah pada wajah Andara yang setengah terpejam. Entah sadar atau tidak atas apa yang baru saja ia ucapkan. "Aku nggak pergi, cuma mau nyetir, biar kita bisa pulang," jawab Ello sembari merapikan rambut Andara yang kusut dan sebagian menutupi wajahnya. Ello memutari mobil kemudian masuk dan duduk di kursi pengemudi. Setelah menyalakan mesin ia tidak langsung tancap gas tetapi memandangi Andara. Tatapannya jatuh begitu dalam di wajah perempuan itu. Sejujurnya, perasaan itu masih ada.

[Bisa kita ketemu? Ada yang mau aku tanya.][Ada apa, El? Ngomong via chat aja. Oh iya, makasih udah ngantar aku pulang. Aku ngomong nggak jelas ya kemarin?][Nggak bisa via chat, Ra. Aku mau ketemu langsung. Sama-sama, Ra. Jadi bisa, kan, kita ketemu? Aku samperin kamu ke sana.][Ke kampus aja, El.]Atas dasar obrolan itulah malam ini Ello menemui Andara di kampusnya.Sekeluarnya dari kelas, Andara langsung masuk ke mobil Ello. Mereka berjanji berbicara di sana karena hanya itulah tempat paling aman untuk bercerita."Udah lama, El?" tanya Andara setelah menutup pintu mobil."Setengah jam-an mungkin.""Padahal kamu nggak perlu datang secepat itu." Andara sudah mengatakan pada Ello kuliahnya baru akan selesai pukul sembilan malam, berkemungkinan lebih. Tapi Ello malah datang sebelum waktu yang ditentukan."Itu karena aku udah nggak sabar, Ra. Aku mau confirm langsung ke kamu.""Soal?"Ello tidak serta-merta memberi jawaban. Lelaki itu mengembuskan napas panjang. Berbeda dari biasa, wa

"Mas, udah ah, geli." Andara tertawa sambil mencoba melepaskan diri dari Ananta yang memeluknya dari belakang dan menggerayangi lehernya sejak tadi.Hari ini adalah hari off Andara. Saat ia sedang beristirahat di rumah, Ananta datang tanpa pemberitahuan."Aku sengaja kabur dari kantor," bisik Ananta di telinganya. Napasnya yang hangat menerpa kulit Andara membuat perempuan itu meremang. "I don’t like the idea of you spending a day off without me.""Terus kalau ada yang mau minta tanda tangan kamu atau ada yang penting, gimana, Mas?"Ananta mengangkat alis, senyum miring khasnya muncul. "Then let them wait. My hands are busy right now." Ia menautkan jemarinya ke pinggang Andara, menahannya erat."Ih, kasihan banget yang jadi karyawan kamu," jawab Andara sambil terkikik geli."Lebih kasihan aku punya istri selebriti. Pengen ketemu bentar susahnya bukan main," balas Ananta kemudian membalikkan tubuh Andara mengarah padanya. Saat perempuan itu akan protes, Ananta dengan cepat membungkam m