Damian menarik wajahnya dari ciuman, menatap Riri dengan sorot mata yang nyaris tak tertahankan. Ada api di sana, tapi juga kelembutan yang tak pernah Riri temukan dari lelaki lain. Jari-jari tangannya menelusuri garis rahang Riri, turun ke leher, lalu berhenti di dada, seakan ingin mengingat setiap lekuk tubuhnya. “Setiap inci dirimu… aku ingin menghafalnya,” bisiknya serak. Riri menggenggam tangannya, meletakkannya tepat di atas jantungnya. “Kamu sudah ada di sini,” jawabnya lirih, penuh makna. Damian tersenyum tipis, lalu perlahan menunduk, mencium titik demi titik pada kulit Riri seraya melepaskan handuk yang melilit di tubuh Riri dengan perlahan,.tanpanmelepaskan ciuman dari bahu, ke dada, lalu turun menyusuri perut yang membuncit lembut. Ia berhenti sejenak, menempelkan telinga, seakan ingin mendengar denyut kehidupan di dalam sana. Riri menatapnya dengan mata berkaca, dadanya naik-turun. Perasaan hangat bercampur gelora membuat tubuhnya seakan tak sanggup menolak apapun
Last Updated : 2025-09-17 Read more