Lampu gantung di ruang kerja itu temaram, memantulkan kilau samar di meja kayu mahoni besar yang kini dipenuhi berkas berantakan. Wangi parfum maskulin Kana bercampur dengan aroma kopi dingin yang tertinggal sejak siang tadi, menciptakan suasana yang berat, intens. Kana berdiri di depan Sabrina, tubuhnya tegap, sorot matanya menusuk. Jemarinya terulur, mengangkat dagu Sabrina perlahan. Tatapannya begitu dalam, membuat wanita itu merinding. “Kalau kamu mau aku, kamu harus siap aku yang mengendalikan malam ini,” bisik Kana, suara seraknya rendah dan penuh kendali. Sabrina menggigit bibir, tubuhnya gemetar halus, tapi ada kilau tantangan di matanya. Kana tersenyum tipis, senyum yang lebih seperti peringatan. Ia mendekat, satu tangannya meraih pinggang Sabrina, mendorongnya ke meja kerja yang dingin. Dengan gerakan mantap, Kana mengangkat tubuh Sabrina, mendudukannya di tepi meja. Suara gesekan kain rok melawan kayu terdengar jelas, menambah ketegangan suasana. Sabrina merasakan pu
Last Updated : 2025-09-10 Read more