Bryan masih berdiri dengan dada naik-turun, wajahnya merah menahan marah. Setelah Bobby menepis tangannya dari kepala Riri, ia menunduk sebentar lalu melirik Riri dengan tatapan tajam penuh ancaman.“Sudah cukup, Bryan,” suara Bobby tegas, dingin. “Jangan ulangi kebodohan ini.”Bryan mendengus kasar, lalu berbalik menuju pintu. Namun sebelum keluar, ia sempat menunduk mendekati Riri yang masih terduduk lemah di ranjang. Gerakan kecil tangannya cepat dan singkat, seperti orang yang sekadar membetulkan rambut, tapi matanya menatap menusuk penuh makna.“Diam,” bisiknya hampir tak terdengar, hanya cukup untuk Riri yang menangkapnya. “Kalau kamu berani buka mulut soal ponsel tadi, kamu kuhabisi dengan siksaan yang lebih buruk.”Riri membeku. Nafasnya tercekat, tenggorokannya kering. Ia menunduk cepat, tak berani menatap Bryan, hanya bisa menggenggam erat bantalnya.Bobby menoleh sekilas, tapi tak mencurigai apa pun. Baginya, Riri hanya gadis ketakutan yang baru saja menerima amukan Bryan.
Terakhir Diperbarui : 2025-09-15 Baca selengkapnya