Laura membasuh wajahnya dengan air, ia tak henti menatap gambaran diri di depan cermin wastafel. "Ya ampun, kenapa aku ini malah memperlihatkan perhatian ku? Oh, Laura kamu bodoh sekali," Gumamnya merutuki diri sendiri. Air matanya tanpa terasa lolos membasahi pipinya, meskipun ia berusaha keras untuk tidak peduli pada Dave, tapi nyatanya semua itu goyah. Rasa pedulinya malah terlalu besar. "Laura please! Kamu sudah berjanji pada ka Larisa, akan pergi dari sisi mas Dave," Laura sekuat tenaga berusaha mengendalikan rasa rindunya, bohong jika dia tidak cinta. Nyatanya enam tahun pergi, setiap kali menatap wajah Dave malah debaran jantungnya semakin tak karuan. Satu pesan pun masuk dari ponselnya dari bi Ira, pengasuh kepercayaan yang sudah ia anggap ibu sendiri memberi sebuah laporan. "Nyonya, Den Gavin nangis. Ia melihat teman-temannya di jemput oleh para ayahnya, tapi bibi berusaha membujuknya," Ucap Bi Ira, dalam pesan chat, yang terlihat sedih. Laura menatap nanar, sungguh dia
Terakhir Diperbarui : 2025-09-24 Baca selengkapnya