Pagi itu, langit Lombok biru bersih, hanya sesekali awan tipis berarak pelan. Di halaman sekolah bambu, suara riuh terdengar. Anak-anak berlarian sambil tertawa, sementara para pemuda mengangkat balok kayu, menancapkannya ke tanah dengan sorak dan peluh. Beberapa ibu menyiapkan air minum dan makanan ringan, sementara bapak-bapak menenteng cangkul, parang, dan palu kayu.Yang dulu sempat jadi bibit perpecahan, kini berubah menjadi semangat bersama. Balai bambu yang kemarin nyaris dibakar kini justru menjadi pusat gotong royong.“Mas Arga, kita taruh tiang utama di sini?” tanya Idris sambil menunjuk tanah yang sudah digali.Arga menunduk, mengukur dengan pandangan. “Ya, di sini. Kita bikin fondasi kuat, biar sekolah ini tidak hanya berdiri sehari-dua hari.”Fadil yang penuh tenaga segera mengangkat balok kayu besar bersama dua pemuda lain. “Angkat… satu, dua, tiga!” Suara teriakan mereka disambut sorak kecil anak-anak yang menonton, seolah menonton pertandingan seru.Naya berdiri di sam
Last Updated : 2025-08-23 Read more