Malam merayap pelan di atas atap kampus. Hujan rintik mulai turun, memantulkan kelap-kelip lampu jalan yang suram. Di ruang kerja tersembunyi di bawah perpustakaan lama, lima orang duduk membisu, hanya ditemani cahaya dari layar monitor.Video itu masih menyala. Gambar wanita di ruang isolasi tak bergerak, tapi sorot matanya menusuk. Wajahnya memang wajah Naya—tapi lebih pucat, lebih dingin, lebih kosong.“Ini… mustahil,” bisik Naya, suaranya nyaris tak terdengar.Karina memutar ulang bagian terakhir. Suara Prof. Reza terdengar jelas.> “Protokol AURORA aktif sejak respons subjek mencapai ambang empati maksimum. Replikasi emosi berhasil. Kita tidak hanya meniru... kita menciptakan.”Naya memejamkan mata, lalu berdiri. Napasnya memburu.“Aku... bukan satu-satunya,” ucapnya pelan.Raka, dari layar hologram, mengernyit. “Naya, bisa jadi itu cuma subjek mirip kamu. Kloning wajah itu mungkin dari VARUNA, bukan AURORA.”Arga berdiri dan menghampiri Naya. “Atau kamu memang bagian dari eksper
Last Updated : 2025-08-03 Read more