Li Jiancheng terduduk di tanah, separuh tubuhnya membungkuk, tangannya menekan perut yang kembali basah oleh darah hangat. Tubuhnya bergetar pelan, batuk susulan terus datang, mengguncang dada yang terasa remuk. Setiap kali batuk menggema, darah segar mengalir dari sudut bibirnya, menodai rerumputan hijau musim semi.Ukhuk!Ukhuk!Tangannya yang lain menggenggam tanah, jari-jarinya mencakar rumput seolah mencari sesuatu untuk bertahan. Napasnya berat, sesak, dadanya naik turun cepat. Cahaya senja yang lembut membias di peluh dan darahnya, membuat tubuh itu tampak rapuh, tapi tetap berdiri pada sisa martabatnya yang belum hancur.Dari kejauhan, suara langkah kaki terdengar tergesa. Pelayan-pelayan kediaman Li yang sempat mundur kini kembali datang. Mereka menyingkir cepat, memberi jalan bagi sosok yang melesat masuk tanpa ragu.Li Yuan.Langkahnya setengah berlari, menyibak angin sore dan bunga-bunga liar. Gaunnya terseret di tanah, matanya membelalak saat melihat darah putranya. Jantu
Last Updated : 2025-08-02 Read more