Share

Bab 79. Menggoda Chun Mei.

Author: Zhang A Yu
last update Last Updated: 2025-08-03 11:44:18

Di Paviliun Qingxin.

Begitu merasakan sentuhan lembut dari bibir Kaisar yang menggigit pundaknya, Chun Mei tersentak.

Refleks, dia melangkah mundur satu langkah penuh, suaranya teredam oleh embusan napas yang tertahan. Wajahnya menegang, dan matanya menatap Kaisar Lin Yi dengan campuran keterkejutan sekaligus amarah.

Butuh beberapa detik baginya untuk menemukan kata-kata. “Kenapa Yang Mulia menggigit pundakku?” suaranya akhirnya keluar, terputus, tapi tegas.

Tangannya masih menggenggam belati yang sudah mulai dingin. Ujungnya bergetar sedikit, entah karena marah, gugup, atau karena hal lain yang tak ingin dia akui.

Kaisar tidak menjawab seketika. Dia hanya mengangkat sebelah tangan, mengusap pelan bibir bawahnya, lanjut menatap Chun Mei dengan pandangan yang tenang, tapi menyala.

Tatapan itu seperti bara yang tersembunyi di bawah salju. Tak membakar, tetapi menghanguskan perlahan.

Seakan baru saja menikmati sesuatu yang tak semestinya dia cicipi.

“Panas dari belati itu,” katanya, sua
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 86. Nyaris Melompat.

    Pagi buta belum sepenuhnya melepaskan diri dari sisa gelap malam. Udara masih dingin, embun masih bertengger di ujung-ujung dedaunan, dan cahaya fajar masih malu-malu menyelinap di balik langit abu-abu. Suasana Paviliun Qingxin masih sunyi, nyaris beku, belum ada suara aktivitas pelayan, bahkan langkah kaki pun belum terdengar. Sementara Chun Mei sudah terbangun.Tanpa perlu dibangunkan oleh Liu Ning, pelayan pribadinya, dia membuka matanya lebih awal dari biasanya. Ada rasa aneh yang membuat tubuhnya enggan kembali ke posisi nyaman. Seakan ada sesuatu di luar sana yang menunggunya, memanggil dalam diam.Masih mengenakan jubah dalam putih bersih yang membalut tubuh rampingnya, Chun Mei menyampirkan mantel bulu yang tidak terlalu tebal tapi cukup menghangatkan. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai, hanya dikuncir sederhana dengan tusuk giok polos, tanpa hiasan, tanpa niat ingin terlihat cantik.Langkahnya pelan, tapi tak ragu. Dia berjalan ke arah pintu utama paviliun.Saat kedua daun

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 85. Harus Bersujud di Bawah Kaki Chun Mei.

    “Cukup satu tetes bisa membuat Kaisar bisa tergila-gila padamu.”Ucapan nenek Permaisuri terus terngiang-ngiang di telinga Li Muwan.Botol hitam berukuran sebesar dua ruas jari pemberian nenek Permaisuri tergeletak di depan mata Li Muwan. Wanita itu memperhatikannya begitu dekat, begitu lama, seperti tanpa kedip, seperti sedang mencari sisi magis dari botol hitam tersebut.Cukup satu tetes!Lagi-lagi ucapan nenek Permaisuri menghantui. Terlalu membuatnya penasaran, tetapi juga sekaligus khawatir.Kaisar bukan orang bodoh, dan kalaupun Li Muwan sendiri sedikit lebih pintar, tetapi Kaisar juga tidak akan lengah.Memberikan satu tetes cairan pada minumannya bukan hal gampang! Li Muwan berpikir, meski isi botol hitam itu mujarab, tapi bagaimana kalau tidak tepat sasaran? Bagaimana kalau Jenderal Shang Que yang mencoba lebih dulu, bagaimana kalau kasim Feng yang meminum. Bukankah mereka yang akan tergila-gila padanya. Tidak!Li Muwan menggeleng cepat. Membayangkannya saja sudah membuatny

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 84. Hati Kaisar Bagai Istana Beku

    Drap! Drap!Kereta milik Kaisar, yang diseret empat kuda sekaligus masih bertengger di halaman makam keluarga bersama kusirnya.Sementara kereta sederhana itu melaju pelan di jalanan berbatu menuju ibu kota. Di dalamnya, dua insan duduk berdampingan, tapi rasanya seperti memunggungi dunia masing-masing.Kaisar Lin Yi menatap lurus ke depan. Wajahnya tetap tenang, bahkan dingin, seperti tak menyadari bahwa perempuan yang duduk di sampingnya hampir mengepalkan tangan karena emosi.Angin sore yang menyusup masuk dari sela tirai kereta sempat membuat rambut panjang Permaisuri Yuwen terangkat perlahan, menyentuh bahu sang Kaisar, tapi tak satu pun dari mereka bergerak atau bicara.Jarak di antara mereka tak lebih dari dua jengkal, tetapi terasa seperti gunung yang membelah dua benua.Permaisuri Yuwen melirik sekilas ke arah Lin Yi. Tatapannya menyapu wajah itu perlahan. Jelas sekali, pria ini memang rupawan. Sangat. Dengan garis rahang tegas, hidung tinggi, dan sorot mata gelap yang membua

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 83. Demi Jenderal

    Paviliun Bunga Prem.Hunian yang sebagian besar tanaman di halamannya adalah bunga prem itu milik Permaisuri Yuwen. Wanita ini merupakan satu-satunya perempuan yang dinikahi Kaisar Lin Yi, dengan perayaan besar disaksikan banyak tamu, bahkan setelah pernikahan, mendiang Kaisar lama langsung memberinya gelar Permaisuri meski dia belum memiliki anak sekalipun.Hal ini dikarenakan Permaisuri Yuwen merupakan putri kesayangan dari keluarga bangsawan Yuwen, keluarga yang menemani perjuangan hidup dan mati mendiang Kaisar lama.Di hari pernikahan itu, usia Kaisar Lin Yi baru saja 20 tahun, sementara Permaisuri Yuwen sudah 22 tahun.Mereka dinikahkan bukan atas dasar cinta tapi ambisi kedua keluarga masing-masing!Keluarga Lin menginginkan istri dari kelas atas, yang posisinya bersih, tidak pernah tercoreng dari masalah. Dan yang memegang predikat demikian hanyalah keluarga bangsawan Yuwen. Sedangkan keluarga Yuwen menikahkan putri kesayangan keluarga mereka pada Kaisar Lin Yi, karena mereka

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 82. Biarkan Li Jiancheng Berpikir Semua di Bawah Kendalinya

    Suara batu asah yang bergesekan dengan bilah logam memecah hening ruangan.Murong Jinghe; mantan jenderal di perbatasan selatan, duduk bersila di kursi rendah kayu yang usang, tubuh besarnya sedikit condong ke depan, mata tajamnya menatap permukaan pedang panjang yang tengah dia sendiri asah. Gerakannya teratur, sabar, seperti seorang pematung yang sedang merapikan detail terakhir dari karya agungnya.Cahaya obor di sudut kedai bergetar tertiup angin yang menyelinap dari celah dinding, menciptakan bayangan bergerigi di wajahnya.Bekas luka lama membelah pipi kirinya hingga ke dagu, seperti jejak sejarah yang tak bisa dihapus. Di sekelilingnya, bau logam, arang mati, dan jamu busuk bercampur menjadi satu.Di atas meja kayu yang retak, benda-benda penting tertinggal. Kantong koin emas dan plakat nama tembaga. Pandangannya sempat melirik ke sana. Satu senyum miring muncul di bibirnya. Bukan karena jumlah uangnya, tapi karena nama di balik alasan satu kantong koin itu.Shang Que.Dialah J

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 81. Ambisi Li Jiancheng.

    Angin malam menyapu lembut permukaan danau, menciptakan riak-riak kecil yang memantulkan sinar bulan seperti serpihan perak yang tercerai.Di balik keheningan itu, suara alam seolah tak sanggup menenggelamkan bara yang sedang menyala di dada Li Jiancheng.Tubuhnya tegak, jubah panjangnya berkibar pelan. Di hadapannya, danau terlihat tenang, tetapi pikirannya jauh dari kata damai. Tatapannya tajam, seperti bisa menembus air dan melihat apa yang tersembunyi di dasarnya.Seekor buaya yang hanya menampakkan moncong melintas perlahan, diam-diam tapi mengancam. Li Jiancheng memperhatikannya sekilas, dia mengepalkan tangan. Bukan karena takut, melainkan karena marah.Shen Kuo! Nama itu terngiang di telinganya seperti gema dentang lonceng peringatan. Pria itu adalah satu-satunya orang yang tak pernah mengkhianatinya, bahkan saat dunia menjatuhinya tanpa peringatan. Namun kini, orang yang paling dia percayai itu dilempar ke tempat ini. Dibuang, seperti sampah tak berguna. Dan semua karena sat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status