Hari itu, di sebuah ruangan kecil di rumah Diajeng, suasana begitu hening dan khidmat.Tanpa tamu, tanpa sorakan, hanya kedua keluarga mereka dan penghulu.Banyu duduk dengan hati berdebar, mengenakan jas hitam sederhana namun rapi.Sementara itu, Diajeng melangkah keluar mengenakan kebaya pengantin warna putih gading, rambutnya disanggul elegan dan wajahnya dihiasi riasan lembut.Seketika mata Banyu terpaku padanya — napasnya tertahan. Ia nyaris tidak mengenali Diajeng, begitu anggun dan bercahaya seperti bidadari.“Kamu cantik sekali,” bisik Banyu begitu Diajeng duduk di sampingnya, membuat pipi Diajeng merona malu.“Makasih,” sahut Diajeng lirih, menundukkan kepala, jantungnya berdebar.Acara akad berlangsung dalam suasana sakral dan hangat. Ijab dan qabul terucap jelas dan tegas, membuat mata ibu Banyu dan ibu Diajeng berkaca-kaca.Ayah Diajeng tampak menghembuskan napas lega — ia tahu sejak awal bahwa Alex bukanlah pilihan terbaik untuk putrinya. Setelah tahu siapa Banyu dan kelu
Terakhir Diperbarui : 2025-06-22 Baca selengkapnya