Tersesat Dalam Pelukan Musuh

Tersesat Dalam Pelukan Musuh

last updateHuling Na-update : 2025-06-19
By:  Langit Jingga1415In-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
6Mga Kabanata
3views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

Drama

Demi membalas dendam, Banyu merancang jebakan kejam agar Diajeng—pacar musuh bebuyutannya, Alexander—tertidur di pelukan pria lain. Tapi takdir berkata lain. Dalam kekacauan rencana yang berantakan, justru Banyu dan Diajeng yang terjebak dalam cinta satu malam yang seharusnya tidak terjadi. Lebih parah lagi, Diajeng hamil... dan harus menikah dengan pria yang paling ia benci. Namun, siapa sebenarnya yang menjadi korban? Siapa yang sedang memainkan siapa? Ketika cinta, kebencian, dan rahasia kelam saling bertabrakan… mampukah hati yang pernah tersakiti kembali percaya?

view more

Kabanata 1

Bab 1: Musuh yang Nyaris Abadi

Langit pagi itu tampak kelabu, seolah memberi tanda bahwa hari ini bukan hari biasa. Universitas Mahadwipa tampak ramai seperti biasa, tapi aura ketegangan di antara dua murid unggulannya hampir bisa dirasakan siapa pun yang lewat di koridor lantai dua.

Banyu Samudra berjalan dengan langkah tenang, rapi, dan dingin. Seragamnya licin, rambutnya disisir ke belakang, dan tatapannya setajam belati. Semua siswa tahu, meskipun dia jarang bicara, sekali bicara, efeknya dalam. Laki-laki itu entah mengapa selalu terlihat misterius dan mematikan dalam diamnya, membuat tidak ada satu orang pun yang berani mendekatinya.

Di ujung koridor, suara tawa meledak. Alexander Benjamin baru saja datang. Rambutnya agak acak-acakan, pakaiannya casual dan senyum liciknya tak pernah absen. Di sekelilingnya ada dua-tiga temanya, selalu tertawa atas apa pun yang dia ucapkan—entah karena lucu, atau karena mereka takut jadi target.

Seperti dua kutub magnet yang saling menolak, Banyu dan Alexander tak pernah akur sejak kelas satu. Entah siapa yang mulai duluan, tapi sejak kompetisi matematika tingkat kabupaten, semua orang tahu: persaingan mereka lebih panas dari sekadar nilai ujian dan lebih sengit dari perang dunia dua.

Dan di tengah keduanya, berdiri Diajeng Dirandra—gadis berambut panjang yang selalu dikepang setengah, suara lembut tapi tajam saat berbicara. Diajeng bukan tipe gadis populer yang haus perhatian, tapi entah kenapa dia justru menjadi pusat perhatian.

Diajeng adalah gadis tercantik di Universitas. Banyak laki-laki yang terpesona meskipun dia tidak pernah tebar pesona. Dia pacar Alexander. Tapi tak semua orang percaya mereka benar-benar saling cinta. Meskipun dua sejoli tersebut selalu tampak serasi dan romantis.

“Lihat tuh, murid teladan datang,” ejek Alexander sambil menepuk-nepuk pundak salah satu temannya, matanya menatap lurus ke arah Banyu.

Banyu tak menggubris. Ia hanya lewat begitu saja, memasuki bisnis tanpa sepatah kata.

Diajeng yang sedang berdiri di depan kelas, menyelipkan anak rambutnya ke telinga, matanya tak sengaja bertemu pandang dengan Banyu. Ada sedikit ketegangan di sana. Ia tak tahu kenapa, tapi Banyu selalu membuatnya merasa seolah dilucuti. Dia tahu betul, jika laki-laki tersebut adalah musuh kekasihnya sehingga di hatinya selalu muncul sedikit rasa tidak suka dengan Banyu.

Satu jam kemudian, suasana kelas mendadak ricuh karena dosen datang terlambat, dan itu selalu jadi kesempatan Alexander untuk unjuk kekuasaan.

"Eh, gimana kalau kita voting? Siapa yang lebih pantas jadi juara umum semester ini?” teriak Alexander.

“Alexander, lah!” sorak sebagian kelas.

“Woi, jangan lupa Banyu juara 1 terus,” celetuk yang lain.

Banyu tetap menulis di bukunya, tenang. Tapi saat Alexander maju dan berdiri di depannya, semua orang tahu: ini bukan sekadar bercanda.

"Kamu pikir kamu paling pinter, ya, Banyu?" suaranya mendesis, senyumnya tipis.

Banyu mengangkat wajah perlahan. “Fakta bukan soal siapa yang pikir. Tapi data.”

Ruangan mendadak hening dan mencekam. Ada rasa takut pada mahasiswa lain jika Alexander dan Banyu sampai baku hantam seperti beberapa waktu lalu.

Diajeng merasa jengah. Ia bangkit dari kursinya dan menarik tangan Alexander. “Udah, Lex. Gak usah cari gara-gara.”

Alexander menatap Diajeng dengan mata keras, tapi akhirnya duduk kembali. Dia selalu menuruti kata-kata gadis yang ia cintai. Banyu juga kembali menunduk ke buku catatannya.

Tapi dalam hati masing-masing, sesuatu mulai bergerak.

---

Hari-hari berlalu dengan intensitas yang semakin meningkat. Banyu mulai menyusun rencana. Bagi dia, Alexander bukan hanya musuh biasa. Dia adalah racun yang mengotori segalanya—dari prestasi sampai reputasi.

Banyu tahu kelemahan Alexander: obsesi. Dan sasaran obsesi itu adalah Diajeng.

“Kalau aku ingin menjatuhkan Alexander, aku harus buat dia kehilangan apa yang paling dia ingin miliki…” gumam Banyu malam itu di kamarnya. Dia mulai menyusun beberapa rencana yang akan dia lakukan untuk menghancyrkan Alexander.

Di sisi lain, Alexander juga menyusun rencana. Ia tahu Banyu terlalu bersih. Terlalu lurus. Terlalu 'sempurna'. Dan dia tahu cara tercepat menghancurkan orang sempurna adalah membuatnya terlihat paling kotor.

Keduanya seolah lupa jika manusia hanya bisa berencana, karena Tuhan adalah penentunya. Bahkan, Tuhan sangat mahir membolak balikkan hati dan perasaan manusia.

Hari Sabtu datang, membawa semangat yang berbeda di Universitas Mahadwipa. Sejak pagi, aula kampus sudah ramai oleh para mahasiswa yang bersiap untuk lomba pentas seni tahunan. Suara musik, tawa, dan langkah kaki berlomba-lomba memenuhi udara, menciptakan hiruk pikuk yang penuh antusiasme.

Di tengah keramaian itu, Diajeng Dirandra tampak sibuk mengatur perlengkapan acara. Sebagai anggota panitia, ia harus bolak-balik dari ruang kelas ke aula, memastikan semua berjalan lancar. Keringat membasahi pelipisnya, namun ia tetap tersenyum—wajahnya bersinar dalam kesibukan.

Dari kejauhan, Alexander Benjamin mengamatinya diam-diam. Tatapannya tak lepas dari sosok kekasihnya yang tampak begitu berdedikasi. Ada kebanggaan di sana, tapi juga kegelisahan yang belum ia pahami sepenuhnya.

Sementara itu, tak jauh dari tempat Alex berdiri, Banyu Samudra juga memperhatikan Diajeng. Bukan dengan cinta, melainkan dengan pandangan tajam penuh rencana. Hatinya masih menyimpan bara dendam yang belum padam. Bagi Banyu, Diajeng hanyalah bagian dari strategi untuk menghancurkan seseorang yang menjadi musuh terbesarnyar—Alexander.

Tanpa mereka sadari, garis-garis takdir mulai membelit satu sama lain, perlahan tapi pasti. Di tengah semarak panggung dan tepuk tangan, takdir sedang menulis naskah rahasianya sendiri.

Dan naskah itu dimulai… dari panggung seni yang seharusnya jadi ajang hiburan. Tapi justru menjadi panggung awal kehancuran hati.

Malam itu, Banyu mendapatkan pesan dari nomor tak dikenal. Isinya: foto Diajeng yang sedang duduk sendirian di perpustakaan, dengan caption:

> “Kalau kau berani, kita main adil. Aku sudah siapkan panggungnya.”

Banyu tahu itu dari Alexander. Dan itu tantangan.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
6 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status