Beberapa menit setelah mobilnya meninggalkan kawasan Hidden Paradise Palace, ponsel Annisa berdering. Melihat nama penelepon, seulas senyum tipis terukir di wajahnya. "Pagi, Bos," sapa Annisa riang. "Pagi, Annisa. Jadi ke kantor hari ini, kan?" suara Jay terdengar tidak sabar dari seberang, membuat Annisa tertawa. "Iya, ini lagi di jalan. Kok kayak dikejar setoran sih, Bos? Ada apaan di kantor?" tanyanya, mulai curiga. "Hahaha, nggak ada apa-apa. Cuma mau mastiin aja biar asistenmu bisa siap-siap," jawab Jay. "Siapa sih emangnya orangnya? Kasih tahu namanya, dong!" "Nanti juga kamu ketemu. Aku suruh dia tunggu di lobi," balas Jay, mengabaikan pertanyaannya. "Aneh banget, deh, kamu," desah Annisa. Tiba-tiba firasat buruk melintas di benaknya. "Jangan-jangan... kamu kirim musuh bebuyutanku buat jadi asistenku, ya?" "Udah dulu ya, Nisa, ada urusan. Bye!" Bip! Annisa terdiam. Pikirannya langsung tertuju pada satu orang. 'Nggak! Nggak mungkin dia. Dia kan benci banget sama aku,'
Terakhir Diperbarui : 2025-06-26 Baca selengkapnya