"Nisa, maafin Kakek, ya," kata Suryo, suaranya terdengar tulus. "Bapakmu sama paman-pamanmu itu memang keterlaluan.Wajah Annisa menegang sejenak, teringat kejadian tadi. Tapi ia cepat-cepat tersenyum, tak ingin kakeknya sedih. "Sudahlah, Kek. Nggak apa-apa. Dibanding yang aku alamin di rumah Aditama dulu, ini sih nggak ada apa-apanya."Mendengar nama itu, wajah Suryo berubah sendu. "Maafin Kakek, Nisa. Gara-gara janji konyol Kakek sama almarhum sahabat Kakek, kamu jadi harus menderita menikah sama Baskara." Matanya tampak berkaca-kaca."Kek, udahan dong," kata Annisa lembut, menggenggam tangan keriput itu. "Semua sudah lewat. Aku baik-baik saja sekarang, beneran."Suryo menatap cucunya lekat-lekat. Ia tahu, di balik senyum tegar itu, ada luka yang dalam. "Kakek tahu apa yang terjadi setelah kamu pergi. Ndoro Saputra cerita semuanya, termasuk soal kesepakatan bisnis yang dibuat bapakmu.""Jadi Kakek nggak pernah tahu soal itu?" tanya Annisa, terkejut."Nggak sama sekali. Niat Kakek cum
Terakhir Diperbarui : 2025-06-18 Baca selengkapnya