Awan-awan perak bergulung di atas kota terapung seperti pusaran arwah yang menari. Di langit Zhongtian, malam tak pernah benar-benar gelap, tapi cahaya di sini tampak lebih asing, seperti diterangi lentera roh yang tak henti berbisik. Gohan berdiri diam di pelataran utama, tempat di mana para pemenang Turnamen Darah dikumpulkan. Tak ada sorakan. Tak ada tepuk tangan. Hanya embusan angin yang membawa aroma besi, darah, dan... dupa pemanggil jiwa. Tubuhnya masih menyimpan luka, tapi bukan rasa sakit yang membuatnya gemetar. Melainkan bisikan dari dalam dirinya. Pedang di punggungnya—Pedang Langit Ketujuh—bergetar pelan, seolah menolak tempat ini. Seolah... mengenalinya. "Gohan Lee." Suara wanita tua terdengar, lembut tapi tak bisa ditolak. Sosok berjubah putih, tua dan bungkuk, membawa lonceng kecil di tangannya, berjalan ke tengah lingkaran para pemenang. "Mulai malam ini, kalian bukan lagi peserta. Kalian adalah calon Penja
Last Updated : 2025-07-28 Read more