Langit belum sepenuhnya terang ketika suara kelima gong perunggu bergema dari timur Kota Zhongtian. Kabut dingin menyelimuti atap-atap kuil, menari pelan di atas ubin batu yang basah oleh embun. Namun pagi itu tak memberi damai. Dunia seolah tahu, hari ini, sesuatu akan pecah. Di bawah sebuah pohon plum kuno, Gohan berdiri membisu. Di depannya, sosok tua yang dulu begitu kokoh kini duduk terbungkuk, napasnya satu-satu, matanya memejam seperti menahan badai dalam dirinya. “Maestro Yu Heng... tolong jangan bicara dulu.” Suara Gohan serak, tapi penuh ketegasan. Tangan kanannya mengepal, darah emas menetes dari sela jarinya. Maestro Yu Heng batuk. Bukan batuk biasa, setiap hentakannya mengguncang dada, menyemburkan bercak darah hitam ke tanah. Aroma besi terbakar memenuhi udara. “Tidak, anak dungu... waktuku tinggal sedikit. Dengarkan baik-baik...” Suaranya bergetar, tapi sorot matanya masih tajam, seperti anak panah yang menol
Last Updated : 2025-07-25 Read more