“Beberapa pintu tidak dikunci—mereka hanya menunggu seseorang cukup berani untuk mengetuknya.”Langit pagi menyala pucat ketika Lira tiba di perbatasan hutan tua. Rerumputan di sekelilingnya telah mengering, seolah takut tumbuh di tanah yang menyimpan rahasia lama. Di tangannya, keris putih itu berdenyut pelan, seolah menjadi penunjuk jalan. Setiap langkah yang ia ambil meninggalkan jejak cahaya singkat yang segera menghilang.Di dalam hutan, udara lebih dingin. Pohon-pohon menjulang seperti tiang altar raksasa, dan di antara akar-akar tua, ada suara-suara berbisik—tidak menakutkan, tapi penuh rasa rindu. Lira menoleh ke kanan dan kiri, berusaha memastikan ia tidak sedang diikuti, tapi suara itu selalu berpindah, seolah datang dari dalam pikirannya sendiri.“Ravegante tidak pernah mati,” bisik salah satu suara. “Ia hanya tertidur di bawah napas dunia.”Lira menggenggam kerisnya lebih erat. “Kalau begitu… bangunlah,” katanya pelan.Langit di atas hutan berubah warna; awan hitam berputa
Terakhir Diperbarui : 2025-11-14 Baca selengkapnya