“Satu kata bisa menjadi jembatan… atau pisau. Dan keputusan Lira ternyata adalah keduanya.” Cahaya yang muncul dari kata PILIH tidak berhenti seperti ledakan biasa. Ia merekah—membelah dunia tinta seperti belahan bumi yang pecah karena gempa purba. Garis cahaya itu memanjang ke segala arah, menembus langit, dasar dunia, bahkan ruang antara dua Naira. Naira muda terlempar ke kiri, menabrak pilar tinta hingga runtuh bagai menara pasir hitam. Naira Gelap terpental ke kanan, terseret riak tinta tajam yang memotong pakaian dan kulitnya. Keduanya terkapar, sama-sama terkejut, sama-sama terluka—tapi mata mereka tetap terbuka, menatap kata itu yang kini melayang seperti bintang dingin. Entitas kegelapan mengerang marah. “Tubuh rapuh itu… bagaimana mungkin ia menulis kata perintah!?” Riak tinta runtuh dari tubuh raksasanya, seolah struktur yang menopangnya mulai retak. Kata itu—PILIH—memukulnya dari dalam, bukan dari luar. Revan tersedot ke dalam dinding cahaya bersama anak itu, ter
Terakhir Diperbarui : 2025-11-21 Baca selengkapnya