Ayu mengangkat gelas kecil berisi ramuan berwarna kecokelatan. Aromanya menyengat menusuk hidung. Ia menutup mata sejenak, membaca Basmalah, lalu meneguknya dalam satu kali minum.Tenggorokannya tercekat, wajahnya meringis menahan pahit, tapi ia paksa menelan hingga tak tersisa. Setelah itu, ia buru-buru menenggak beras kencur untuk menghilangkan rasa getir yang menempel di lidah.“Semoga cepet isi ya, Teh,” ucap penjual jamu keliling yang dibeli Ayu. “Ada tuh di kampung sebelah. Udah delapan tahun nikah, berobat ke sana kemari sampai ke luar negeri, eh … rezekinya bisa hamil setelah dua bulan langganan jamu saya.”“Aamiin, semoga berikutnya saya, Bu,” ucap Ayu penuh harap.Ayu mengusap perutnya perlahan. Cerita peracik jamu tersebut menyalakan kembali antusiasmenya. Siapa tahu cara ini berhasil. Siapa tahu Tuhan menitipkan momongan lewat jalan yang tidak pernah mereka kira.“Namanya juga usaha ya, Teh,” sambung tetangganya yang juga berlangganan jamu.“Saudara saya dulu malah sepuluh
Last Updated : 2025-09-15 Read more