"Raisa, boleh aku membalaskan dendammu?" Suara Wira pelan.Begitu ucapan itu dilontarkan, dia mengangkat botol bir di atas meja dan menghantamkan botol itu ke kepalanya sendiri berulang kali. Darah langsung mengucur deras, membasahi kemeja putihnya.Kemudian, dia berbaring di sofa sambil memeluk foto kenangan Raisa. Tiba-tiba, ponsel berdering."Maaf, Pak Wira. Banyak orang yang menelepon untuk mengabari soal pencarian tali merah itu, tapi nggak ada satu pun yang berhasil menemukannya.""Ya ...." Wira memejamkan mata dalam kepedihan.Beberapa saat kemudian, dia menyuruh asistennya memesankan tiket pesawat. Kalau tidak bisa menemukannya, dia akan memintanya lagi. Tali merah yang sama persis, dari sumber yang sama.Beberapa jam kemudian, pesawat mendarat. Wira menempuh perjalanan sulit hingga tiba di kaki gunung. Kata warga sekitar, kuil itu berada di puncak gunung.Namun, hanya mereka yang benar-benar tulus dan memiliki niat suci yang akan diberi kesempatan untuk bertemu dengan sang gur
Read more