Monica menyunggingkan senyum tipis di bibirnya. Sebuah senyum yang lebih menyerupai kenangan daripada kebahagiaan.“Sejak kecil, River selalu menunjukkan bahwa dia tidak ingin bergantung pada keluarga ini,” ucapnya dengan pelan.“Dia kerja keras, bangun reputasi sendiri. Tak pernah memohon. Tak pernah merayu. Tapi, dia selalu ada saat aku butuh. Saat perusahaan bermasalah, saat aku sakit, saat kita semua sibuk bertengkar soal saham, hanya dia yang datang tanpa pamrih.”Matanya menerawang ke masa lalu—ke kenangan tentang seorang bocah laki-laki yang duduk diam di sudut ruang kerjanya, mengamati rapat dewan direksi tanpa suara, menyeduh teh untuknya saat semua orang terlalu sibuk menyalahkan satu sama lain.Kenangan itu terpatri dalam benaknya, tak pernah pudar meski waktu terus bergerak.Nada suaranya tetap tegas, namun jauh di dalam dirinya, muncul gelombang kecil dari keraguan yang enggan pergi.Ada bagian dari hatinya yang ingin percaya sepenuhnya pada River—percaya bahwa cucu yang
Last Updated : 2025-07-04 Read more