Adrian menutup laci mejanya perlahan, sambil memikirkan percakapan singkatnya dengan Nessa yang baru saja terjadi. Tangannya sempat berhenti di atas gagang laci, matanya kosong menatap permukaan kayu. Entah mengapa, suara Nessa masih berputar di telinganya. Jawaban singkat gadis itu, nada canggungnya, bahkan gumaman kecil yang nyaris tak terdengar… semua masih menempel erat di benaknya.Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya melangkah menuju ruang kerja. Lampu meja kerja besar itu menyala terang, memantulkan cahaya kekuningan ke tumpukan kertas tebal di atas meja. Julio, sekretaris sekaligus tangan kanan papanya, sudah menunggunya di sana dengan wajah serius.“Kok tumben banyak banget, Kak?” Adrian mengeluh, menarik salah satu map yang penuh grafik dan laporan.Julio, pria paruh baya dengan kemeja putih rapi dan kacamata tipis di ujung hidungnya, hanya tersenyum tipis. “Ini baru separuh, Tuan Muda. Besok pagi Papa Anda minta presentasi lengkap, jadi semua harus selesai malam ini.”
Terakhir Diperbarui : 2025-08-23 Baca selengkapnya