Home / Romansa / TAKDIR CINTA NESSA / Bab 25 Persimpangan

Share

Bab 25 Persimpangan

Author: Nina
last update Last Updated: 2025-08-20 23:16:35

Adrian menatap kaca spion mobilnya. Dari sana, bayangan Karina yang masih berdiri di parkiran kampus terlihat samar, semakin mengecil seiring ia menjauh. Ada sedikit rasa bersalah yang menekan dadanya karena ia menolak ajakan Karina untuk berkencan dan juga tentang kebohongannya.

Ia belum pernah menceritakan apa pun tentang perjodohannya dengan Nessa. Rahasia itu hanya ia simpan sendiri, bahkan kepada Karina—perempuan yang selama dua tahun terakhir menyandang status kekasihnya.

Adrian menarik napas panjang. Waktu di kediaman keluarga Sudibyo, ia terpaksa berbohong di depan Nessa. Ia bilang kekasihnya—Karina sudah tahu soal perjodohan itu. Padahal, kenyataannya sama sekali tidak. Ia sengaja mengatakannya agar Nessa lebih nyaman, agar gadis itu mau bekerja sama pura-pura sebagai calon pasangan selama 3 bulan. Semua semata demi neneknya yang sakit-sakitan. Adrian tidak ingin penolakan dirinya pada perjodohan justru membuat sang nenek stres atau, lebih buruk, terkena serangan jantung.

Mo
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 27 Panggilan Tak Terduga

    Suasana ruang makan Panti Harapan Kasih masih menyisakan hangatnya makan malam. Piring-piring sudah menumpuk di meja, sementara aroma sayur capcay dan ayam goreng masih samar tercium. Nessa dengan sigap membantu Bunda Raisa merapikan meja, memindahkan piring kotor ke nampan besar. Sementara Meita bertugas membantu mencuci piring hari ini. Adik-adik Nessa yang lain kembali ke ruang tengah. “Dik Langit sama Margo kok nggak kelihatan dari tadi?” tanya Bunda Raisa sambil melipat serbet makan. Nessa melirik ke arah beliau, lalu menjawab pelan, “Mereka ada urusan, Bun. Jadi nggak bisa ikut makan malam bareng.” Bunda Raisa mengangguk pelan, lalu menaruh sendok terakhir ke wadah pencuci. “Oh begitu… ya sudah. Bunda sudah simpan jatah makan mereka di meja, ditutup tudung biar tetap hangat. Kalau nanti mereka pulang, langsung dimakan saja.” “Baik, Bun. Nanti Nessa sampaikan,” jawab Nessa sambil tersenyum kecil. Tangannya terus bekerja membantu mengangkat gelas-gelas yang tersisa sementara h

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 26 Senja di Panti

    Nessa masih menatap layar ponselnya. Pesan singkat yang baru saja dikirim Adrian terasa menggantung, seolah menuntut jawaban cepat darinya. Namun entah kenapa jari-jarinya enggan bergerak di atas layar. Hanya suara helaan napasnya yang terdengar, bercampur dengan gumaman pelan."Kenapa sih harus dia lagi...?" pikirnya kesal pada diri sendiri.Tok-tok.Suara ketukan pelan di pintu kamarnya membuat Nessa buru-buru menutup layar ponsel.“Nona Nessa, ini saya, Langit,” terdengar suara berat pria dari luar.“Sebentar…” Nessa bangkit cepat, membuka pintu. Sosok Langit, bodyguard yang sejak dulu ditugaskan menjaga dirinya, berdiri dengan wajah serius seperti biasa.“Iya, ada apa Om?” tanyanya sambil mengernyit heran.“Begini, Non. Ada beberapa urusan yang harus kami bereskan. Saya dan Margo akan keluar sekitar dua jam. Mohon nona tidak meninggalkan panti selama kami di luar.”Nessa mengangguk pelan. “Baik, Om. Lagian aku juga nggak ada urusan di luar. Kan sudah resign dari kerja paruh waktu,

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 25 Persimpangan

    Adrian menatap kaca spion mobilnya. Dari sana, bayangan Karina yang masih berdiri di parkiran kampus terlihat samar, semakin mengecil seiring ia menjauh. Ada sedikit rasa bersalah yang menekan dadanya karena ia menolak ajakan Karina untuk berkencan dan juga tentang kebohongannya.Ia belum pernah menceritakan apa pun tentang perjodohannya dengan Nessa. Rahasia itu hanya ia simpan sendiri, bahkan kepada Karina—perempuan yang selama dua tahun terakhir menyandang status kekasihnya.Adrian menarik napas panjang. Waktu di kediaman keluarga Sudibyo, ia terpaksa berbohong di depan Nessa. Ia bilang kekasihnya—Karina sudah tahu soal perjodohan itu. Padahal, kenyataannya sama sekali tidak. Ia sengaja mengatakannya agar Nessa lebih nyaman, agar gadis itu mau bekerja sama pura-pura sebagai calon pasangan selama 3 bulan. Semua semata demi neneknya yang sakit-sakitan. Adrian tidak ingin penolakan dirinya pada perjodohan justru membuat sang nenek stres atau, lebih buruk, terkena serangan jantung.Mo

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 24 Karina

    "Lo selingkuh kan?" tanya Vero lagi, kali ini dengan tatapan menusuk.Adrian tetap diam. Ia membuang pandangannya ke arah papan tulis kosong, berusaha menahan desakan rasa ingin tahu sahabatnya itu.Untung saja, ketegangan itu terputus ketika pintu kelas terbuka dan Prof. Ade masuk dengan tumpukan buku. Suasana langsung berubah. Mahasiswa lain yang tadinya masih asik ngobrol kini buru-buru kembali duduk.Adrian menarik napas lega. Setidaknya ia bisa menghindar dari Vero untuk sementara."Baik, kita mulai kuliah Manajemen Proyek Konstruksi hari ini," suara Prof. Ade bergema di seluruh ruangan.Satu setengah jam berikutnya Adrian duduk dengan wajah serius, mencatat seperlunya, namun pikirannya sama sekali tidak di kelas. Sesekali matanya melirik layar ponsel yang bergetar di saku celana, tapi ia tahan.Begitu kelas usai, mahasiswa berhamburan keluar. Hanya tersisa Adrian yang membereskan buku-bukunya, berharap bisa pergi tanpa gangguan. Tapi Vero masih di kursinya, menyilangkan tangan d

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 23 Cenayang, ya?

    Nessa sudah pulang dari Cafe sejak siang tadi. Sejak masuk ke kamarnya, ia lebih banyak duduk di kursi belajarnya, memandangi layar ponsel sambil berbalas pesan. Kali ini bukan dengan teman kampus, melainkan dengan dua orang tua murid les privatnya.Ya, selain kerja paruh waktu di Cafe, Nessa juga punya pekerjaan lain: memberi les privat mata pelajaran Matematika untuk dua siswa SMP. Walaupun awalnya hanya untuk tambahan uang saku, lama-kelamaan ia mulai sayang dengan kedua siswanya itu. Namun kini, dengan kuliahnya yang tinggal satu setengah semester lagi, dan juga karena alasan keamanan ia harus membuat keputusan ini.Syukurlah, kedua orang tua murid menerima pengunduran dirinya dengan lapang dada. Mereka berterima kasih atas kesabaran dan ketelitian Nessa selama ini, bahkan menitip doa agar kuliahnya berjalan lancar.Nessa menutup percakapan itu dengan hati hangat. Ia merebahkan diri sebentar di kursi, membiarkan tubuhnya rileks. Saat itu, suara notifikasi baru terdengar.Ting.Pes

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 22 Kampus Gunabangsa

    "Non?" suara Langit memecah lamunan Nessa yang masih menatap kaca mobil."Kenapa?"Nessa buru-buru menoleh, tersenyum tipis sambil menutup pintu. "Nggak, Om… nggak apa-apa."Tapi dalam hatinya, rasa was-was itu belum juga pergi. Tatapan asing dari balik kaca mobil hitam tadi masih menempel jelas di pikirannya. Ia mencoba meyakinkan diri bahwa itu hanya kebetulan, tapi entah kenapa nalurinya berkata lain.Di saat yang sama, tak jauh dari sana, seseorang di dalam mobil hitam menekan tombol kecil di telinganya."Nona muda Sudibyo sudah keluar dari Cafe. Dia kembali bersama Langit," ucapnya pelan.Suaranya terdengar jelas di telinga orang lain melalui sambungan rahasia. Jawaban datang cepat, berat dan dingin:"Hmm… terus ikuti. Jangan sampai hilang jejak."Kamera kecil yang menempel rapi di dashboard mobil hitam itu terus bekerja, merekam setiap gerak Nessa mulai dari ia turun mobil, masuk ke Cafe, berbincang sebentar dengan manajernya, hingga kembali bersama Langit. Semua data itu dikiri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status