Aku gemetar hebat dan tidak memiliki tenaga sedikit pun."Nggak, jangan..."Mulutku menolak, tapi aku mendengar sedikit harapan dari suaraku.Tiba-tiba, suara anakku terdengar dari dalam rumah. "Daren? Daren? Daren, kamu di mana?"Seketika wajahku pucat.Jika anakku melihat pemandangan memalukan ini, lebih baik aku menggigit lidah sampai mati.Namun, kedua pria di depanku sama sekali tidak peduli, bahkan mereka makin semena-mena memposisikanku dalam berbagai pose yang memalukan.Langkah kaki anakku makin dekat. Keningku dipenuhi keringat dingin, seluruh tubuhku gemetar hebat.Anakku sedang memutar gagang pintu, dia akan segera keluar! Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan?Dalam kepanikan, aku tanpa pikir panjang langsung memanjat jendela. Di sini adalah lantai tiga, aku tidak akan mati, 'kan?Namun, kalau anakku sampai melihatku dalam keadaan nyaris telanjang dan memalukan seperti ini, rasanya aku akan lebih baik menderita daripada mati.Akhirnya, tanpa pikir panjang, aku melompat turun
Magbasa pa