Malam hari, setelah selesai menyusui dan menidurkan anak, aku menghela napas lega. Tapi suamiku yang sudah tidak sabar, langsung menarik tanganku, memelukku dengan erat ke dalam pelukannya dan menyandarkan wajahnya ke dadaku.“Mulut mungil itu rakus sekali, sampai lupa menyisakan sedikit untuk ayahnya.”“Mmh ... ”Tarikan suamiku terlalu kuat, jauh lebih menyakitkan dari bayi yang biasa menyusui. Aku langsung mengerutkan kening dan seluruh tubuhku bergetar.Dasar suami kurang ajar, ngomong apa sih? Anaknya juga minumnya cuma sedikit.Lagipula ASI-ku sangat berlimpah. Jangankan satu bayi, tiga bayi sekaligus pun masih cukup dan tersisa. Setiap hari terus mengalir deras, sampai harus ganti beberapa handuk sebagai alasnya.Suamiku pun meneguk dengan lahap. Setelah cukup lama, barulah dia duduk tegak dengan wajah puas.Tapi setelah itu, seluruh tubuhku menjadi lemas, geli dan terasa seperti digelitik semut. Aku pun tidak kuasa menahan napas berat sambil melirik ke arah tubuhnya, nam
Baca selengkapnya