Share

Bab 2

Author: Fifi
“Mery, bisakah kau tunjukkan sebentar? Aku belum sempat mengeceknya sebelumnya. Ini soal anak-anak, jadi harap maklum kalau aku agak cemas.”

“Ah ... ternyata masih harus diperiksa.”

Saat itu juga, wajahku memerah hingga ke telinga kerena malu, aku sangat ingin lari dari situ secepat mungkin. Namun tekanan hidup yang begitu berat membuatku tidak mampu untuk melangkahkan.

Tuan Linclon yang membayar jasaku, jadi dia tentu ingin memastikan aku tidak punya kekurangan atau masalah yang bisa berdampak buruk bagi anaknya.

Dalam hati, aku terus mengulang-ulang alasan itu, mencoba meyakinkan diri bahwa semua ini memang masuk akal.

Aku sambil menggigit ringan bibir merahku dan membuka sisi baju menyusui. Dada yang sesak sejak pagi hari akhirnya lega dan aliran susu pun langsung mengucur, membasahi sekelilingnya.

Aku hanya mendengar tarikan napas pelan di sampingku. Tuan Linclon mendekat dan napas hangatnya menyentuh kulitku, membuatku geli dan kesemutan.

“Mery, kenapa kau bisa sebesar ini?”

Aku menatapnya sekilas dengan malu. Apa yang perlu diherankan? Bukankah semua ibu menyusui memang seperti ini?

Namun aku memang sedikit lebih besar dibanding kebanyakan ibu menyusui lainnya. Rasa sesak itu selalu datang setiap hari, membuatku sering merasa tidak nyaman.

“Istriku tidak sebesar separuhmu, jadi wajar kalau dia tidak bisa menyusui. Syukurlah ada kau, anakku benar-benar beruntung.”

Dia dengan sengaja menarik napas panjang secara berlebihan, mengacungkan jempol ke arahku dan bekata dengan penuh pujian, “Wangi sekali, benar-benar wangi.”

Setelah membersihkan diri, aku berjalan ke ranjang kecil dan menggendong Zony, putra Tuan Linclon. Si kecil terlihat sudah lapar, kepalanya terus bergerak mencari susu. Aku pun segera menyusui dan dia langsung menyusu dengan lahap.

“Aduh ... ”

Mungkin karena terlalu lapar, gigitannya kali ini terasa cukup kuat. Zony memang lebih besar beberapa bulan dari bayiku dan sudah mulai tumbuh gigi, tidak heran kalau terasa agak nyeri.

“Ada apa? Kau tidak apa-apa kan?”

Mendengarku menarik napas karena kaget, Tuan Linclon langsung menjulurkan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi. Dia menyentuh pipi Zony dengan jarinya, mencoba memastikan semuanya baik-baik saja.

Ujung jarinya yang kasar tanpa sengaja menyentuh kulitku yang lembut dan menekannya sedikit, lalu berkata, “Hmm, lembut dan kenyal sekali.”

Dia memuji dengan sangat tenang, seolah sedang memuji sebuah barang dagangan.

Tadi aku terlalu panik melihat si kecil kelaparan, sampai tidak menyadari dia sudah duduk begitu dekat denganku.

Aku sedikit memiringkan tubuh, lalu menatap Tuan Linclon dengan canggung berkata, “Sekarang semuanya sudah baik-baik saja. Kau tunggu sebentar di samping ya.”

Padahal aku sudah memberi isyarat yang cukup jelas, tapi Tuan Linclon sama sekali tidak menunjukkan tanda untuk pindah, malah semakin mendekat, membuat jarak kami menjadi sempit.

“Mery, sebelumnya aku sudah bilang kalau aku orang yang khawatiran. Jadi aku tetap harus lihat dari dekat. Jangan salah paham ya, ini bukan karena aku tidak percaya padamu.”

Saat Tuan Linclon duduk mendekat di atas sofa yang empuk, tempat duduk itu langsung tenggelam cukup dalam, membuat tubuhku ikut miring dan terjatuh kearahnya.

Aroma laki-laki yang kuat langsung menyapu ke arahku. Sementara mulut Zony sedang menyusui, tanpa sadar pikiranku mulai membayangkan wajah mungil ini tiba-tiba tergantikan oleh wajah Tuan Linclon. Seketika tubuhku terasa hangat dan gelisah, hingga tanpa sadar kedua kakiku saling bersilang menahan rasa yang muncul tiba-tiba.

Sekarang begitu banyak berita negatif tentang pengasuh anak, mungkin itu membuat Tuan Linclon memilih duduk di samping untuk mengawasi, khawatir aku tidak menyusui anaknya dengan benar.

Tapi jaraknya terlalu dekat, hingga pahanya bersentuhan langsung dengan kakiku dan saat dia membungkuk untuk melihat lebih dekat, dada pun tidak sengaja menyentuh tanganku.

Tubuh Tuan Linclon begitu kekar, ototnya terlihat kokoh dan kuat. Jika dibandingkan denganya, suamiku terlihat kecil dan tidak berdaya.

Setelah suamiku kehilangan kemampuannya sebagai pria, aku sering merasa tertekan dan kesepian. Mungkin karena itu, tanpa sadar aku mendekat ke Tuan Linclon dan perlahan menyentuhkan diri ke tubuhnya yang tegap dan kuat itu.

Posturnya sungguh mengesankan, bahkan kaus sederhana yang dia kenakan tampak ketat di badannya. Kalau bajunya dilepas, pasti akan terlihat otot dada yang indah dan perut berotot yang tersusun rapi, pasti memancarkan pesona yang sangat kuat.

Hasrat itu berteriak di dalam tubuh. Fantasi yang tidak bisa dikendalikan terus-menerus menyerbu pikiranku. Dalam bayanganku, Tuan Linclon berdiri di hadapanku tanpa mengenai pakaian satu helai pun, memperlihatkan tubuh kekarnya, lalu menekan bahuku dan membaringkanku di sofa. Menghukum Wanita tidak tahu malu ini dengan baik.

“Eh, di sini ada yang keluar.”

Di tengah gejolak yang tidak tertahan, air susu akan meluap keluar, aku baru sadar kalau sudah kehilangan kendali. Saat ingin membersihkannya dengan handuk, Tuan Linclon sudah mengambilnya terlebih dulu dan menekankannya dengan cepat.

Karena penekananya kurang tepat, setetes cairan tanpa sengaja menyembur mengenai wajahnya.

Dia tertegun dan menatap cairan yang masih terus mengalir itu. Dia buru-buru menundukkan kepala segera menangani hal ini. Telapak tangannya yang hangat menekan pahaku dengan erat, membuatku kaku tidak bisa bergerak.

Aku sangat ketakutan, kedua tanganku sedang menggendong bayi sehingga sama sekali tidak bisa melawan, hanya bisa menggerakkan tubuhku.

“Tidak, kumohon, jangan seperti ini.”

Karena panik membuat napasku jadi tidak teratur.

Namun, Tuan Linclon seolah-olah tidak mendengarnya dan menjadi semakin kuat. Mulut kecil Zony terus bergerak-gerak, dua sensasi itu membuatku menghela napas lembut, membuat seluruh tubuhku menjadi melemas.

Kedua kakiku terbuka dan sebuah sentuhan asing menyentuh tubuhku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengasuh Untuk Tiga Generasi   Bab 7

    Tanpa sengaja, dia malah merekam ayahnya Tuan Linclon yang sedang melecehkanku, jadi dia menggunakan video itu untuk mengancam Tuan Linclon dan meminta enam ratus juta.Dia menyuruhku datang untuk minta maaf, bahkan sengaja memakai kata-kata menggoda untuk menarik perhatian Tuan Linclon, semua itu demi mencapai tujuannya.Ternyata suamiku yang kucintai selama ini cuma memanfaatkan aku demi uang!Aku pun kembali ke rumah seperti orang kehilangan arah, hatiku terasa sangat kacau.Setelah suamiku pulang, dia sama sekali tidak menyebut soal enam ratus juta itu. Dia hanya bilang sempat berkelahi dengan Tuan Linclon di rumah sakit. Tapi karena Tuan Linclon memiliki kekuasaan besar, dia pun tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya mereka sepakat untuk saling tidak mempermasalahkan lagi.Aku mengangguk dan berkata, “Suamiku, kau sudah berusaha keras. Terima kasih ya.”Saat dia sudah tertidur, aku diam-diam menyalin video itu ke ponselku, lalu melaporkannya ke polisi.Dengan adanya bukti video dan

  • Pengasuh Untuk Tiga Generasi   Bab 6

    “Istriku, kau sudah memukul ayahnya Tuan Linclon. Dia pasti tidak akan melepaskan kita begitu saja. Nanti bukan hanya pekerjaanku yang akan hilang, dia mungkin juga akan melaporkanmu ke polisi dan membuatmu masuk penjara.”Sejak awal aku sudah panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Setelah mendengar kata-kata suamiku, diriku lemas dan hampir pingsan di tempat.Kondisi keuangan keluarga kami sudah sangat sulit, mana mungkin ada uang untuk ganti rugi? Kalau aku sampai masuk penjara, bagaimana dengan suamiku dan anakku?Aku tidak tahu harus bagaimana lagi dan menangis di pelukan suamiku.“Hiks. Aku juga tidak menyangka semuanya akan jadi seperti ini. Dia memperlakukanku seperti itu, jadi aku sangat ketakutan dan memukulnya.”Suamiku menghela napas panjang dan berat berkata, “Gimanapun perlakuannya, pada akhirnya kau tetap tidak sampai ditiduri. Kita sama sekali tidak punya bukti apa pun. Tapi faktanya, kau yang memukul kepalanya sampai terluka.“Iya, terus sekarang kita harus gimana?”“S

  • Pengasuh Untuk Tiga Generasi   Bab 5

    Aku cari di internet, ternyata memang ada profesi Penyedia Layanan ASI Eksklusif. Biasanya untuk melayani orang-orang kaya.Tuntutan profesi ini cukup tinggi, bukan hanya harus punya ASI yang banyak, tapi juga harus cantik, bertubuh ideal dan berpendidikan tinggi.Dibandingkan dengan yang lain, bayaran dari Tuan Linclon sebenarnya tidak rendah dan dia juga tidak banyak menuntut. Aku seharusnya berhenti bersikap terlalu pilih-pilih.Tidak terasa, setengah bulan telah berlalu. Penghasilanku sudah melebihi gaji bulanan yang dulu dan aku sangat gembira.Hari itu aku ke rumah Tuan Linclon seperti biasa. Seperti rutinitas biasa, aku menyusui Zony terlebih dahulu sampai kenyang. Tapi yang tidak kusangka, ada satu orang tambahan di rumah Tuan Linclon, ayah Tuan Linclon yang datang menjenguk cucunya.“Paman Levin, selamat siang.”Paman Levin yang berusia sekitar lima puluhan itu mengenakan kaus dalam putih sederhana dan celana pendek. Wajahnya tampak ramah dan baik.“Mery ya? Susumu ini sangat

  • Pengasuh Untuk Tiga Generasi   Bab 4

    “Mery, kenapa tidak boleh?”Tangannya yang besar merangkul pinggangku dan mengusapnya lembut, “Waktu pertama kali kau datang ke rumahku, bukankah aku juga sudah pernah minumnya?”Dia berbicara dengan suara rendah dengan penuh godaan. Saat da menunduk, hembusan napas panasnya terus menerpa leherku, membuat tubuhku gemetar dan pikiranku terasa kosong seketika.“Kalau begitu, aku akan tambah dua ratus ribu lagi. Itu boleh kan?”Tenggorokanku terasa kering, tubuhku menjadi tegang, tidak bisa bergerak dan tidak bisa berkata-kata. Tuan Linclon tertawa kecil dan langsung membungkukkan badan untuk meminumnya.Seluruh tubuhku bergetar dan aku hanya bisa terus-menerus mendorongnya dan berkata, “Kamu... cepatlah....”Ototnya yang kekar terasa menekan tanganku, memberikan sensasi panas yang membara.Situasi aneh ini membuatku merasa sangat malu, tapi tubuhku tidak bisa dikendalikan. Dalam pelukan tubuh yang kekar dan kuat, aku tidak mendorongnya, malah perlahan memejamkan mata.Apa yang akan dia l

  • Pengasuh Untuk Tiga Generasi   Bab 3

    Aku perlahan merosot ke belakang, tubuhku menempel ke sandaran sofa. Baru saat itu aku menyadari, benda keras di punggungku itu ponsel Tuan Linclon yang terselip di saku celananya.Dia menyesap lagi dua kali, lalu mengangkat kepala dan menyeka tubuhku dengan handuk, “Huft, nyaris saja terbuang sia-sia.”Lalu dia melepaskan tangannya dari pahaku dan kembali duduk di sampingku seperti sebelumnya.“Biasanya menyusui berapa lama sampai tahu bayinya sudah kenyang?”Dia bertanya dengan tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Aku masih kaget, jantungku berbebar kencang. Begitu mengingat kejadian tadi, aku merasa sangat malu dan sempat mengira dia ingin melakukan hal yang tidak pantas padaku.Tapi walaupun bukan berniat begitu, dia tidak seharusnya langsung menggunakan mulutnya seperti itu. Aku ini jadi pengasuh ASI untuk anaknya, bukan untuk dia. Sikap seperti itu benar-benar tidak pantas.Tapi tadi aku tidak sempat melawan dan sekarang semuanya sudah terjadi, aku juga tidak tahu harus bic

  • Pengasuh Untuk Tiga Generasi   Bab 2

    “Mery, bisakah kau tunjukkan sebentar? Aku belum sempat mengeceknya sebelumnya. Ini soal anak-anak, jadi harap maklum kalau aku agak cemas.”“Ah ... ternyata masih harus diperiksa.”Saat itu juga, wajahku memerah hingga ke telinga kerena malu, aku sangat ingin lari dari situ secepat mungkin. Namun tekanan hidup yang begitu berat membuatku tidak mampu untuk melangkahkan.Tuan Linclon yang membayar jasaku, jadi dia tentu ingin memastikan aku tidak punya kekurangan atau masalah yang bisa berdampak buruk bagi anaknya.Dalam hati, aku terus mengulang-ulang alasan itu, mencoba meyakinkan diri bahwa semua ini memang masuk akal.Aku sambil menggigit ringan bibir merahku dan membuka sisi baju menyusui. Dada yang sesak sejak pagi hari akhirnya lega dan aliran susu pun langsung mengucur, membasahi sekelilingnya.Aku hanya mendengar tarikan napas pelan di sampingku. Tuan Linclon mendekat dan napas hangatnya menyentuh kulitku, membuatku geli dan kesemutan.“Mery, kenapa kau bisa sebesar ini?”Aku m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status