“Tapi kamu orang baik, Mas. Kamu baik sama aku, dan nggak cuma sama aku tapi juga sama semua orang, aku rasa,” ucap Gendis sambil tersenyum kecil. Tangannya terulur, menyentuh lembut wajah suaminya, seolah ingin menenangkan perasaan yang tak dimengertinya. “Kalau ternyata... saya ini pembunuh?” tanya Rain pelan, suaranya rendah, nyaris tanpa ekspresi. “Mas, jangan ngomong gitu, ah. Aku nggak suka, aku nggak mau dengerin,” ucap Gendis cepat sambil memeluk Rain. Ia berusaha menepis kegelisahan yang tiba-tiba merayap, sementara sisa makanan masih ia kunyah perlahan. “Kamu nggak suka... atau terlalu takut, Sayang?” tanya Rain, nadanya dalam, memeluk Gendis lebih erat dari sebelumnya. “Aku takut,” bisik Gendis pelan, hampir tak terdengar. “Takut apa?” tanya Rain lembut, menatapnya dari dekat. “Takut... aku nggak tahu, tapi aku takut. Aku nggak mau kamu kenapa-napa,” ucap Gendis lirih. Matanya sedikit berkaca-kaca, sementara Rain hanya tersenyum samar—senyum yang entah menyimpan
Last Updated : 2025-10-16 Read more