Lahat ng Kabanata ng Istri Kontrakku Ternyata CEO Kaya: Kabanata 11 - Kabanata 20

Loh itu kan hp ku, kok bisa masuk air?"Aku meraih hp iPhone kesayanganku. Sial bisa mati ini."La gak tau wong tadi tak kira sampah, aku buang saja lah. Eh malah masuk ke gentong," jawab perempuan yang aku ingat tadi orang yang menyuruh ibuku masak untuk sarapan.Aku menoleh ke orang itu "Ada masalah apa anda sama saya, anda pikir saya begok ya. Mana ada hp bisa masuk ke gentong kalau gak sengaja di masukkan!" Geramku. Tanganku mengepal, kali ini aku sudah tak bisa mentolerir lagi perbuatan wanita ini. "La Yo mboh, nyatanya gitu kok."Mataku membulat menatap ke arahnya," aku gak mau tahu, pokoknya kamu ganti hp ku. Kalau tidak aku akan laporkan kamu ke polisi karena telah merusak barang orang lain dengan sengaja!" Geramku. "Halah lebay. Hp murahan saja kok mau lapor polisi!" Sengitnya. "Murahan katamu. Anda tahu apa merk hp saya?"tanyaku geram, sudah salah gak mau ngaku. "Paling ya sejuta to, gampang nanti tak ganti," jawabnya enteng. Aku tersenyum miring ," 32 juta. Itu harga

"Iya Ibu pingin cucu sebelum ibu mati.""Hah?"Kata-kata ibu itu tentu saja membuat aku terkejut bagaikan terkena aliran listrik. Bagaimana mungkin punya cucu kalau pernikahan kami bukan pernikahan beneran melainkan pernikahan kontrak."Menikahlah denganku aku bayar kamu 500 juta. Gak lama hanya 6 bulan!" Aku yang saat itu tak pernah menduga akan berada di suatusi ini hanya diam. Siapa yang tak mau menikah dengan gadis secantik Miranda. Gadis kaya, memiliki fisik sempurna, karir cemerlang dan aku dengar dia juga hoby membantu sesama."Menikah bukan mainan, Mbak," tolakku. Aku tak ingin mempermainkan pernikahan karena pernikahan adalah bagian dari ibadah. Bukankan mempermainkan pernikahan itu dosa? "Siapa bilang kita menikah mainan. Aku serius kok ngajak kamu nikah!" "Hah?" Aku mendongak menatap gadis cantik itu. Kulitnya bersih, hidung yang menempel sempurna dan juga mahkota yang hitam legam. Jangan lupa dia juga punya alis yang sempurna. Tanpa dibentuk ataupun di sulam, sudah semp

"Iya Ibu pingin cucu sebelum ibu mati.""Hah?"Kata-kata ibu itu tentu saja membuat aku terkejut bagaikan terkena aliran listrik. Bagaimana mungkin punya cucu kalau pernikahan kami bukan pernikahan beneran melainkan pernikahan kontrak."Menikahlah denganku aku bayar kamu 500 juta. Gak lama hanya 6 bulan!" Aku yang saat itu tak pernah menduga akan berada di suatusi ini hanya diam. Siapa yang tak mau menikah dengan gadis secantik Miranda. Gadis kaya, memiliki fisik sempurna, karir cemerlang dan aku dengar dia juga hoby membantu sesama."Menikah bukan mainan, Mbak," tolakku. Aku tak ingin mempermainkan pernikahan karena pernikahan adalah bagian dari ibadah. Bukankan mempermainkan pernikahan itu dosa? "Siapa bilang kita menikah mainan. Aku serius kok ngajak kamu nikah!" "Hah?" Aku mendongak menatap gadis cantik itu. Kulitnya bersih, hidung yang menempel sempurna dan juga mahkota yang hitam legam. Jangan lupa dia juga punya alis yang sempurna. Tanpa dibentuk ataupun di sulam, sudah semp

Petir saling bersahutan membuat aku menggigil ketakutan. "Kakak jangan main di situ!" Teriakku memperingatkan Kakaku. Saat itu kami main di taman di belakang rumah tapi malah terjebak hujan petir. Aku duduk memeluk lutut di Gazebo taman, sementara Kakaku malah asyik main hujan-hujanan. "Ayo sini, asyik Lo main hujan-hujanan," ujarnya tanpa menghiraukan petir yang saling bersahutan. Kakaku memang sangat suka hujan, asal ada air jatuh dari langit dia akan lari keluar untuk menikmatinya. Tak peduli Walaupun ada petir atau apa. Sudah beberapa kali Mama memperingatkan tapi sepertinya hanya dianggap angin lalu oleh kakakku. "Nggak akan ada apa-apa, buktinya dari kemarin aku hujan-hujan juga nggak kesamber petir kok." Itulah ucapan Kakaku setiap kali diperingatkan. "Kakak aku takut, petir nya ngeri." Aku membungkuk sambil menutup telinga, petir hari itu memang luar biasa saling bersahutan. Anehnya Kakaku tak ada rasa takut sama sekali sampai akhirnya. Jedar Tubuh Kakakku terpelantin

Seorang lelaki dengan perawakan kecil menatap ke arah kami saat kami keluar rumah. Matanya tajam dan sedikit beringas. Sementara teriakannya tadi membuat para warga berkumpul melihat ke arah kami.'Sial, tiap kami lagi ada masalah pasti si kanebo kering itu sudah gak ada. Dah kek di seting saja, tapi gak mungkin pula kalau inj adalah orang suruhan dia. Apa faedahnya?' "Yudi, ada apa to Yud. Kok kamu teriak-teriak begitu?"tanya Ibu pada lelaki kurus itu. "Ada apa, ada apa. Bayar hutang kamu Lek. Jangan mau enaknya saja, sudah ditolong malah enak-enak dan pura-pura lupa sama kewajiban," ucap lelaki itu."Walah Lek Darti, tak kira sudah gak punya hutang eh masih juga punya hutang. Udah Lek suruh saja mantu kalian yang kaya itu yang bayar. Pasti bisa kok, hp saja harganya 32 juta."Mata lelaki bernama Yudi itu melotot mendengar harga hp ku disebut warga."Nah bagus, cepat bayar hutangmu lek. Gak usah pura-pura lupa kamu. Masih untung loh sampean Ki aku tolong, kalau bukan aku siapa yang