Istri Kontrakku Ternyata CEO Kaya

Istri Kontrakku Ternyata CEO Kaya

last updateLast Updated : 2025-07-30
By:  Author RinaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
17views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Menikahlah denganku aku bayar 500 juta." Miranda terpaksa menikah kontrak dengan sopir pribadinya setelah calon suaminya kabur di Hari H pernikahan. Awalnya hanya menikah kontrak tapi kok bisa hamil?

View More

Chapter 1

bab 1

Bab 1 Rendang Basi Dari Tetangga

"Halah Yu Darti. Setahun sekali mbok ya masak daging. Gak bosen apa telor melulu."

Kuintip mertua yang sedang belanja di depan rumah. Dia tampak tersenyum menganggapi ucapan warga tadi.

"Lah kamu ini Tum, la wong Yu Darti kok disuruh beli daging, Yo gak mampu. Makan saja dia itu sehari cuma sekali."

Aku menarik nafas.

'Ya Tuhan sesangsara itukah mertuaku," gumamku.

Aku menikah kontrak dengan sopir pribadi keluargaku untuk menutupi malu. Si Alex sialan itu ketahuan selingkuh sehari sebelum menikah. Padahal kami sudah bertunangan selama hampir 3 tahun. Memang sial itu lelaki, bisa-bisanya aku diselingkuhi dengan Inem pelayan seksi tetangga apartemen.

"Mas, kamu kok pilih aku sih. Mbak Miranda itu kan cantik, sexsi. Kaya lagi."

Saat itu aku hendak memberikan surprise kepadanya. Karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Kue tart mewah, jam tangan rolex telah aku siapkan. Namun, bukannya sambutan hangat malah perselingkuhan yang aku saksikan.

"Ya sih Miranda memang cantik, tapi keteknya bau. Malas aku jadinya lama-lama sama dia. Mana jarang mandi lagi."

'Kambing, bisa-bisanya dia bilang begitu sama aku. Padahal jelas mulut dia yang bau."

Kuremas telapak tangan, kesal sekali rasanya mendengar ucapan laki mokondo dan parasit yang hobinya cuma manfaatin ceweknya itu.

"Masa sih, mas. Padahal dia cantik, putih glowing dan anak orang kaya loh," sahut Inem si pelayan sexsi yang sudah beberapa kali digrebek warga karena ketahuan main sama suami tetangga.

"Halah mana ada kaya. Dia lagak doang yang kaya. Sok beli barang mewah padahal KW semua, mobil rental, apartemen juga aku yang bayarin. Terus hutang orang tuanya juga numpuk segedung anakkan."

Brak

Aku yang sudah tak tahan segera mendobrak pintu dan tanpa menunggu lama segera kulepas sepatu hak tinggiku lalu kutimpuk kepalanya hingga benjol..

"Kemarikan kartu kredit sama Atm ku!" Todongku.

"Eh Sayang.."

"Gak usah sayang-sayang! Aku gak butuh rayuan gombalmu!" Sengitku.

Alex berdiri dan hendak memelukku. Namun segera aku dorong tubuhnya hingga jatuh.

"Aduh, jangan kasar-kasar dong sama pacarku. Dasar perempuan bau ketiak!" Hardik wanita sexsi yang memakai baju kurang bahan idola Alex itu.

Aku lirik perempuan kampung miskin akhlak itu, aku tak minat untuk meladeni ucapannya. Bisa hilang harga diriku melawan wanita kampung seperti dia.

"Cepat kemarikan semua fasilitas yang aku berikan padamu. Atau aku laporkan polisi atas tuduhan pencurian. Kamu ambil semua barang-barang itu diam-diam kan."

"Mau aku tunjukkan buktinya supaya polisi yakin."

Alex langsung berdiri dan memberikan semua barang-barang milikku dan saat itu juga aku putuskan dia. Naasnya undangan sudah tersebar, media sudah meliput rencana pernikahanku hingga mau tak mau orang tuaku mencarikan pengantin pengganti untukku.

"Elias!" Aku melotot, mataku menatap tajam, mulutku melongo. Dari sekian banyak lelaki di dunia ini kenapa harus kanebo kering itu yang harus menjadi pengantin penggantiku.

Selama dua tahun senyum jarang, ngobrol jarang. Kalau mengantar orang hanya iya dan tidak tiap kali ditanya. Aduh hancur sudah duniaku, mana gayanya gak banget lagi.

"Iya hanya dia yang pantas menjadi pendamping kamu. Dia lelaki yang sabar dan Papa yakin bisa menjagamu."

'Fiuh sabar dari mana coba, dari arab.'

Karena tak dapat menolak akhirnya aku membuat keputusan untuk menikah kontrak dengannya.

"Setelah tiga bulan kita cerai. Aku bayar kamu lima ratus juta," ucapku dan seperti dugaanku. Kanebo kering itu hanya diam sambil mengangguk. Hihh, emang gak kreatif ni cowok.

_

Kudengar suara langkah kaki mertuaku hingga aku memutuskan untuk masuk ke dalam rumah sederhana miliknya.

Tak ada barang mewah ataupun ruangan yang luas, yang ada hanyalah meja kursi kayu yang usang. Bahkan lantai rumah mertua juga hanya terbuat dari tanah.

"Ndok, Miranda. Besok kita masak opor telor sama tahu ya Ndok. Nanti ibu buatkan lontong," ucapnya sambil tersenyum. Tapi aku tahu dia seperti menyimpan kesedihan yang mendalam.

"Loh kenapa gak beli ayam, Bu?"tanyaku.

"Wes gak papa, telor juga enak kok Ndok kalau dimasaknya dengan bumbu yang tepat."

Kuanggukan kepalaku. Ingin rasanya aku ke pasar sekarang juga lalu membeli berkilo-kilo daging untuk menyumpal mulut tetangga yang tadi menghina mertuaku. Tapi, pasti gak diizinkan sama si kanebo kering itu.

"Gak usah macam-macam, gak usah perhatian dan gak usah sok dekat dengan keluargaku. Ibuku sudah terbiasa hidup begini!" Ketus Elias saat aku hendak membelikan kasur untuk ibu mertuaku.

"Nanti buka puasa masak ini saja,Ndok. Kamu bisa masak gak?"tanya mertuaku sambil menunjukkan daun yang entah apa namanya itu. Mungkin daun buat makanan kelinci.

"Maaf, Bu. Aku tak biasa masak itu," jawabku. Aku pikir mertua akan marah tapi nyatanya justru tersenyum.

"Yo wes..."

"Lek ,Lek Darti."

Terdengar suara seseorang dari depan dan tampak seorang wanita setengah baya berdiri dengan membawa rantang.

"Ada apa to Ton?"tanya ibu mertua.

"Ini lek tak kasih rendang untuk buka puasa, kasian itu menantu Bu lek yang dari kota masak dikasih makan genjer," jawab wanita itu.

'Alhamdulilah ada juga tentangga yang baik,' batinku

"Walah, matursuwun ya Ton. Murah rezekimu,"jawab Ibu.

"Iya wes sama-sama."

Ibu masih tersenyum hingga wanita bernama Ton itu pergi.

"Wes ndok gak usah masak, ini ada rendang dari mbak Yu mu," ucap ibu sambil memberikan rendang tadi padaku. Namun, kenapa ada yang aneh dengan rendang ini.

Penasaran aku buka tutup rantang dan saat aku lihat. Ya Tuhan rendang ini sudah berjamur.

"Bu tadi siapa yang ngasih rendang ini?" tanyaku dengan emosi tertahan.

"Ouh itu Ndok. Mbak Ton, dia itu menantu Budemu," jawab ibu sambil tersenyum semringah.

Ya Allah orang setulus ini ada pula yang tega menjahatinya.

"Rumahnya mana, Bu. Aku mau bilang makasih," ucapku.

"Ouh iya Ndok. Biar sekalian kenal. Dia itu masih sepupu kamu."

Aku hanya mengangguk dengan sejuta amarah dan ibu segera membawaku ke rumah wanita muda tadi.

"Asalamualaikum. Ton, Ton! Ini adikmu mau kenalan!" Teriak ibu dan tak lama kemudian pintu terbuka.

"Ada apa Lek?"tanya wanita dengan wajah santai.

"Ini adikmu mau kenalan, dia berterima kasih karena kamu kasih rendang," ucap Ibu mertua.

"Ouh gpp, aku tau kok Bulek itu kismin, mana sanggup beli daging. Tempe aja ngutang di tukang sayur!" Sengit wanita itu.

Aku maju satu langkah, hatiku sudah terbakar amarah dengan hinaan wanita sombong ini.

"Jadi benar rendang ini dari kamu?"tanyaku kesal.

"Iya, kan tadi mertua kamu sudah bilang," jawabnya cuek.

"Bagus."

Dengan kesal kulepar rendang basi itu tepat ke wajahnya.

"Ini ambil rendang basimu dan jangan pernah menghina mertua ku lagi!" Karena mulai sekarang tak akan biarkan satu orang pun menghina mertuaku!

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status