Maya memejamkan mata, berjuang dengan perasaannya sendiri. Aroma tajam itu kini tepat di depan hidungnya -kuat, mentah, primitif. Dia hampir menarik diri kembali, tapi tangan Pak Karyo yang ada di belakang kepalanya memberi tekanan lembut namun konstari."Sedikit aja, Bu, bujuk Pak Karyo, ibu jarinya mengusap pipi Maya dengan lembut. Bu Maya kan wanita hebat, bisa melakukan apa saja.Bujukan itu, diiringi dengan sentuhan lembut dan tekanan halus di belakang kepalanya, perlahan melunakkan penolakan Maya. Dengan sangat ragu, Maya membuka bibirnya, membiarkan ujung kejantanan Pak Karyo menyentuh bibimya."Bagus, Bu," puji Pak Karyo, "Coba jilat sedikit..."Dengan keraguan yang masih kentara, Maya menjulurkan lidahnya, mencicipi ujung kejantanan Pak Karyo. Aroma tajam dan rasa asin langsung menyerang indranya, membuatnya hampir tersedak dan menarik diri. Tapi tangan Pak Karyo di belakang kepalanya menahannya dengan lembut."Maaf, Bu... saya tahu saya tidak bersih, bisik Pak Karyo dengan n
Last Updated : 2025-09-18 Read more