Ketegangan di ruangan masih terasa ketika ketukan pintu terdengar. “Masuk,” ujar Sultan, suaranya kembali datar. Pintu terbuka. Dania melangkah masuk dengan map tebal di tangannya, senyumnya tipis tapi matanya tajam, seakan sengaja menilai suasana. “Tuan, ini dokumen kontrak revisi dari divisi pemasaran. Mereka minta tanda tangan.” Sultan menerima map tanpa menoleh. “Taruh di meja.” Dania melangkah mendekat, menaruh map dengan perlahan, lalu melirik sekilas ke arah Queen. “Selamat siang, Nyonya.” Suaranya sopan, tapi ada nada samar di baliknya, seakan menyimpan sesuatu. Queen membalas dengan singkat, “Siang.” Sultan menandatangani satu halaman, lalu menutup map itu. “Sudah?” “Ya, Tuan.” Dania menunduk, tapi senyum tipisnya masih tertinggal saat ia berdiri. Sultan menatapnya tajam. “Dania.” “Ya, Tuan?” “Urusanmu hanya dokumen dan jadwal. Tidak lebih. Mengerti?” Dania menelan ludah, cepat-cepat menunduk. “Mengerti, Tuan.” “Keluar.” Dania berbalik, langkahnya sed
Last Updated : 2025-09-05 Read more