Pintu utama terbuka dari dalam. Dua penjaga berdiri tegak di sisi kiri dan kanan, menunduk singkat.“Selamat datang, Tuan. Nyonya,” ucap kepala pelayan.Sultan melangkah duluan, jasnya masih rapi. Queen menyusul, hak sepatunya beradu pelan dengan marmer. Udara terlalu sejuk untuk malam yang baru saja menyisakan tegang.“Panaskan suhu dua derajat,” kata Sultan datar.“Siap, Tuan.”Queen menoleh sebentar. “Terima kasih,” ucapnya singkat pada pelayan, lalu mengikuti Sultan ke ruang tengah.Lampu-lampu temaram menyala otomatis. Di bar table, dua gelas kristal sudah disiapkan. Bukan wine. Air hangat dan teh. Queen berdiri di sisi meja, menatap uap tipis yang naik dari cangkir.“Kai sudah sampai?” tanya Queen, suaranya pelan tapi jelas.Sultan mengambil ponselnya, menatap layar sekilas. “Satu menit lalu. Nala mengirim foto. Ia masuk ke rumah bersama ibumu.”Queen mengangguk kecil. Jemarinya menyentuh pinggiran cangkir, menimbang. “Mami pasti panik.”“Tidak,” jawab Sultan tenang. “Nala bilan
Last Updated : 2025-08-21 Read more