“Maaf ya, Bu Chantika, tadi itu hanya kekeliruan yang tidak saya sengaja,” ucap Firzan yang kini sudah duduk di balik kemudi.“Santai aja kali, Mas! Ngomog-ngomong kemana Lintar, kenapa dia enggak jemput aku?”“Katanya dia kecapekan Bu, hari ini restoran ramai, bahkan tutup lebih lama satu jam.”“Oh, iya, kamu karyawan baru dari Jakarta itu, kan? Aku lupa, namamu siapa?”“Firzan Ferdyan, Bu, panggil saja Firzan.”“Aku rasa kita seumuran, kalau diluar tempat kerja, enggak perlulah panggil aku Ibu, panggil nama saja, enggak usah terlalu formal.”“Oh iya, siap!”“Ehm, mobil ini belum dibersihkan ya? Tercium bauk apek nih!”“Iya, tadi aku belum sempat bersihkan karena bantu-bantu di resto.”“Lebih baik aku pindah ke depan, ada pengharumnya, kan?”“Oh, iya, ada, Bu... eh, Chantika...”Chantika pun segera turun dari mobil dan berpindah tempat ke depan di samping Firzan. Perasaan Firzan jadi tak menentu saat menyadari telah melakukan kesalahan dalam menilai sosok Chantika seorang anak pengu
最終更新日 : 2025-10-14 続きを読む