LOGINNapasnya terengah, keringat bercampur air hujan menguarkan aroma yang meletupkan gairah keduanya! Di dalam mobil mewah yang baru saja berhenti di gerbang, Firzan merasakan cengkeraman jari-jari Miliana, sang majikan sekaligus mamah muda yang memabukkan, di kemejanya. "Kamu tahu kamu mau aku, Firzan," desis Miliana, suaranya parau. Jarak beberapa meter dari rumah sang suami terasa bagai jurang yang memisahkan mereka dari bahaya dan kenikmatan terlarang. Pertarungan antara godaan memabukkan dan bayangan Chantika yang tulus mengoyak Firzan, namun sentuhan panas ini terlalu kuat, terlalu nyata untuk dihindari.
View MoreMiliana sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya di beranda saat Parjo datang menghampiri. Sekuriti di rumahnya itu terlebih dahulu mengatakan perihal Baskoro yang sedang sakit dan adiknya Baskoro yang akan menggantikan mengantar Pak Gun ke bandara. Tanpa banyak komentar Mili menyuruh sopir pengganti itu datang menemuinya.
“Pagi, Bu...!” sapa Firzan pada Mili yang sedang menuangkan teh dari teko ke dalam cangkir. Mata sipit Mili melihat ke sumber suara di depannya. Tiba-tiba mulut wanita yang masih mengenakan handuk piyama itu menganga melihat sosok pemuda di depannya. Matanya yang sipit berubah jadi bulat melihat keindahan yang terpampang nyata di depannya, "Wow..." gumamnya terpesona.
Ekspresi Mili seperti wanita-wanita yang melihat ketampanan Yusuf dalam sebuah perjamuan, tanpa sadar mereka yang sedang mengupas buah malah mengiris jari-jarinya sendiri karena takjub dengan keindahan sosok lelaki pilihan di hadapannya. Begitu pula dengan Mili, air teh yang sedang dituangkan ke dalam cangkir, tanpa sadar sudah meluber kemana-mana saking dia terpesona dengan ketampanan lelaki muda di hadapannya.
“Mauuu...” batin Mili penuh hasrat.
Sebelum Firzan datang, Mili telah merencanakan beberapa kegiatan setelah suaminya nanti pergi ke Surabaya selama tiga hari, salah satu diantaranya nanti malam dia akan berpesta bersama club mamah muda yang akan kedatangan berondong berotot yang berasal dari Bali. Atau selama suaminya pergi dia akan memberikan pendidikan gratis kepada anak tirinya, Kevin, bagaimana caranya menjadi pria sejati. Namun, semua rencana itu buyar setelah kehadiran bidadara surga yang baru saja turun dari langit dan mendarat di depan rumahnya.
“Ya ampun, belum pernah aku melihat seorang lelaki sesempurna ini,” gumam Mili dalam hati sambil tak sadar telah membuat kesalahan menumpahkan air teh yang sedang dituangnya ke dalam cangkir.
Firzan berusaha menyembunyikan tawa melihat tingkah istri boss yang suaminya akan diantarkan ke bandara itu.
Menyadari sedang melakukan hal konyol, Mili buru-buru memperbaiki sikap.
“Serius kamu adiknya Baskoro?” tanya Mili sambil mengangkat dagu dan membusungkan dadanya yang besar ke arah Firzan. Firzan hanya mengangguk mengiyakan.
“Kerja dimana, Mas?” tanya Mili sedetik kemudian berubah menjadi wanita yang ayu dan penuh kelembutan.
Firzan yang sudah sering berhadapan dengan berbagai perempuan bisa menangkap sesuatu yang penuh kepalsuan dari wanita di depannya. Sebagai calon sarjana psikologi, dia juga sudah terdidik untuk mengenal mental, pikiran, dan prilaku orang lain walaupun baru pertama kali bertemu.
Firzan langsung bisa menyimpulkan ada sesuatu yang tidak beres dengan Mili dan kesimpulan yang lain tidak bisa dipungkiri bahwa wanita di hadapannya ini juga wanita yang seksi dan menggairahkan.
“Masih kuliah tingkat akhir, Bu, menunggu sidang,” jelas Firzan, namun Mili sudah tak fokus lagi dengan jawaban itu. Dia hanya fokus mencari cara bagaimana bisa menikmati keindahan lelaki di depannya. Firzan jadi salah tingkah dipandangi terus sedemikian rupa.
“Menggemaskan sekali lelaki ini, ingin kulumat bibirnya yang merah itu,” batin Mili tak mampu lagi membendung gejolak di dalam dadanya. “Kau harus jadi milikku, ganteng!” lanjut Mili berceracau dalam hati.
“Mah, Baskoro sudah datang?” tiba-tiba muncul Gunawan Sutarjo, dengan berpakaian lengkap, sambil menyeret travel bag berwarna silver. Mili yang sedang tersihir dengan ketampanan Firzan tak menyadari kehadiran suaminya. Firzan coba memberi isyarat kepada Mili dengan menunjuk ke belakang.
“Eh, Papah... sudah siap ya, Pah?” ucap Mili setelah menoleh ke belakang.
“Itu siapa, Mah?” tanya Gun saat melihat kehadiran Firzan.
“Dia adiknya Baskoro, Pah, katanya Baskoro sedang sakit, jadi dia ini mau mengantar Papa ke bandara,” jelas Mili.
Lalu Gun menanyai nama dan pekerjaan Firzan, termasuk bertanya apakah dia punya SIM. Setelah Firzan menjelaskan bahwa selama ini dia nyambi driver online, Gun baru yakin pemuda di depannya bisa diandalkan membawa kendaraan. Di ujung obrolan, lagi-lagi ketampanan Firzan mendapat pujian.
“Papah sarapan dulu ya, Mama mau siap-siap,” ucap Mili yang tiba-tiba punya rencana di luar dugaan karena kehadiran sopir ganteng yang akan mengantar suaminya ke bandara.
Saat pulang nanti pasti dia butuh teman agar tidak kesepian dan aku yang akan menemaninya, sungguh ide brilian, pikir Mili dengan segala ketertarikannya kepada Firzan pada pandang pertama.
“Maksud Mama...?” ucapan Gun tak dihiraukan oleh istrinya, karena Mili langsung bergegas masuk ke dalam rumah. Tapi, Gun langsung bisa menarik kesimpulan bahwa istrinya ingin ikut mengantarnya ke bandara.
Pasti Mili ingin membahagiakan diriku selama di perjalanan seperti yang pernah beberapa kali kami lakukan di dalam mobil. Baguslah, batin Gunawan sambil menikmati sarapan sepiring nasi goreng spesial.
“Sudah siap, Pah?” ucap Mili yang memakai blus berwarna biru muda yang panjangnya di atas lutut tanpa mengenakan leging. Di tangannya tergantung tas LV.
“Kok tadi enggak bilang kalau mau menemani Papah,” ucap Gun ketika bangkit dari duduknya.
“Kalau Papa enggak mau ditemani ya udah, Mamah masuk aja lagi...,” ucap Mili manja dan coba membalikan badannya, dengan refleks Gun menarik tangan istrinya.
“Papah becanda, Mah, Papa malah senang. Yang semalam tertunda gara-gara mati lampu kita lanjutkan di mobil ya, Mah?”
“Terserah Papa aja deh...”
Mili bergelayut manja di pelukan suaminya, sementara ekor matanya tertuju kepada lelaki tampan yang sudah bersiap berdiri di samping mobil yang pintu belakangnya telah terbuka lebar…
Chantika hanya tersenyum melihat Firzan merem-melek menikmati sensasi sentuhannya yang kembali mengelus-elus lagi bulu dada Firzan yang halus. Merasa gemas melihat jenggot Firzan yang baru tumbuh beberapa helai, tangan Chantika pun tak luput mengelus-elus dagu Firzan, memainkan lembar-lembar jenggotnya yang pendek dan tipis itu. Kumis tipis Firzan pun tak ketinggalan diraba-rabanya dan juga kedua alisnya tak. Firzan yang masih memejamkan mata tidak lagi merasakan lagi sentuhan tangan Chantika di wajahnya, tapi tiba-tiba dia merasakan bibirnya disentuh benda lembut yang basah. Saat Firzan membuka mata, mata Chantika berada begitu dekat di atasnya, dan sentuhan benda lembut itu perlahan mulai melumat bibirnya. “Thank you, Sayang...” ucap Firzan saat Chantika menghentikan ciumannya, Chantika hanya menutup mulutnya dan duduk membelakangi Firzan karena malu. Firzan pun beranjak dari tidurnya lalu duduk di tepi ranjang bersebelahan dengan Chantika, lalu menarik bahu Chantika agar kepalany
Setelah makan malam Chantika naik ke atas, Firzan bilang dia menunggunya di ruang depan untuk melanjutkan ngobrol, seperti biasa di kursi yang kayunya penuh ukiran. Saat Chantika turun, Firzan heran melihat dia mengenakan jaket dan leging berwarna hitam sambil menenteng tas tangan berukuran kecil.“Mau kemana?” tanya Firzan setelah Chantika berdiri di hadapannya.“Mau ke tempat teman, ayo antar...” pinta Chantika sambil menarik lengan Firzan. “Sudah bilang sama Nenek?” tanya Firzan, Chantika mengiyakan.“Aku kekenyangan, malas bergerak,” ujar Firzan saat sudah berdiri di hadapan Chantika.“Kalau habis makan, jangan tidur-tiduran, nanti bikin gemuk,” ucap Chantika mencubit perut Firzan yang volumenya bertambah karena banyak makan lauk yang dibuat Nek Las, kemudian dia menggandeng Firzan keluar rumah.Di tembalangChantika memberitahu kalau temannya indekos di Tembalang, tidak jauh dari kosan Firzan. Saat Chantika menunjukkan jalan lurus setelah perempatan, tentu saja Firzan langsung
Firzan menghapus bercak air di matanya, dia tidak mau kelihatan cengeng di mata Chantika, karena sebenarnya dia memiliki hati yang mellow dan gampang tersentuh. Walaupun dia sudah tahu rahasia yang direncanakan Chantika, dia akan berpura-pura tak tahu semuanya.“Hayo, lagi ngelamunin apa?” tiba-tiba Chantika datang mengejutkan Firzan yang sedang duduk bersandar di kursi dengan tatapan ke langit-langit ruangan.“Aduh, bikin kaget aja, sih?” ucap Firzan lalu menarik lengan Chantika hingga rambutnya yang basah menyentuh wajah Firzan.“Aku suka wangi shampo-mu, urang-aring, kan?” tanya Firzan sambil menerka bau yang menguar dari rambut Chantika yang baru saja keramas. “Iya, sejak kecil aku gak pernah ganti shampo, mencium baunya aku akan selalu merasa dekat dengan mamaku, karena sejak kecil pun Mama memakai shampo yang sama,” jelas Chantika.“Itu artinya kamu orang yang setia, dan tidak mudah melupakan masa lalu,” ucap Firzan sambil memain-mainkan rambut Chantika yang bersandar di dadany
Menjelang sore Firzan bermaksud menjemput Chantika pulang dari Kantor, tapi Chantika lebih dulu mengirimi pesan tidak perlu menjemputnya karena balik kerja dia ada keperluan mendadak yang akan diantar oleh Lintar. Mengapa harus diantar Lintar, mengapa bukan sama aku aja, batin Firzan saat membaca pesan whatsapp dari Chantika.“Chantika mau pergi ke mana ya, Nek?” tanya Firzan kepada Nek Las yang mulai masak untuk makan malam.“Enggak bilang tuh sama Nenek. Kenapa, bosan ya seharian di rumah?” tanya Nek Las.“Iya juga sih, Nek, cuma kalau berpergian, aku kan bisa antar, nggak harus ngerepotin Lintar,” jelas Firzan.“Kalau Nak Firzan memang pengin keluar, bisa tolong Nenek ke supermarket untuk membeli beberapa keperluan dapur, itu juga kalau Nak Firzan enggak malu, ganteng-ganteng kok beli minyak goreng... hehehe...” ucap Nek Las sambil tertawa.“Enggak apa-apa, Nek, aku mau, tapi dibuatkan daftar belanjanya ya, Nek, aku takut ada yang lupa,” ucap Firzan lalu mencatat yang akan dibeli






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews