บททั้งหมดของ Bercinta Dalam Mobil: บทที่ 11 - บทที่ 20

Keluar dari suite room, Firzan ingin menghirup oksigen sebanyak-banyak untuk menghilangkan rasa sesak dan gemuruh di dadanya atas kejadian yang baru saja dia alami. Dia telah berperang melawan batinnya yang cukup sulit dia putuskan. Antara takut mengecewakan Mili dan merasa direndahkan oleh perempuan itu. Firzan yakin, semuanya sudah diatur untuk menjebaknya dalam situasi tersebut. Menyuruhnya mengembalikan tas Angela ke kamarnya, sangat jelas itu sudah terencana. Walaupun naluri lelakinya begitu bergelora saat melihat orang bercinta di depan matanya, ditambah dipaksa meraba dada seorang wanita, adalah sebuah godaan yang sukar ditolak oleh lelaki normal manapun di dunia ini, tapi Firzan berhasil mengambil keputusan yang terbaik yang harus dia pilih.Firzan mengingat kebaikan Pak Gun yang telah menghidupi keluarga abangnya selama bertahun-tahun menjadi sopir pribadinya, dia merasa sangat lancang sampai berani mengambil kesempatan pada istri orang yang telah menanamkan budi baik bagi k

Gunawan baru saja menelepon istrinya, menanyakan keadaan di rumah, dan memberitahu bahwa dia belum bisa pulang ke Jakarta. Di obrolan via whatsapp tadi Mili mengutarakan keinginannya.“Pah, tadi di jalan Mama hampir nabrak lho, Pah,” ucap Mili mengarang cerita untuk mendapatkan keinginannya.“Makanya Mama dicarikan supir pribadi dong, Pah, biar kalau pergi ke mall juga Mama enggak repot-repot harus cari parkiran sendiri, kan bete, Pah!” “Kayaknya Baskoro aja sudah cukup, Mah, dia juga kan bisa nganter Mama.”“Dia kan supir pribadi Papa, lebih sering nganter Papa kemana-mana. Enggak mau, Pah, pokoknya Mama pengin punya supir pribadi juga!”“Ya, udah nanti kita bicarakan lagi kalau Papa sudah sampai Jakarta ya?” putus Gun. Mili di sana sudah berencana menjadikan Firzan sebagai supir pribadi. Selain membujuk suaminya, dia juga akan minta bantuan Baskoro, agar adiknya mau menjadi supir pribadinya. Cinta akan tumbuh jika kita selalu bersama, begitu yang ada di pikiran Mili terhadapa Firz

Di Stasiun Semarang Tawang, seorang lelaki kurus berkacamata baru tiba di stasiun untuk menjemput tamunya dari Jakarta. Sebentar lagi kereta yang membawa tamunya itu akan tiba, maka dia kembali menghubunginya via whatsapp untuk memberitahu dia sudah menunggu di stasiun Tawang.“Pak, aku sudah menunggu di pintu keluar ya, tolong kirim fotonya biar aku enggak salah orang” pinta lelaki itu yang sudah berbaur bersama orang-orang yang akan menjemput penumpang di pintu keluar.“Siap, Pak...” balas dari sana.Tidak lama sebuah foto selfie masuk ke dalam pesan whatsapp-nya, dia pun terkejut bukan main melihat foto yang baru saja diterimanya. “Enggak salah kirim nih, Pak?” laki-laki berkacamata itu kembali mengirim pesan whatsapp.“Hahaha... Asli itu, Pak!” balas pesan di sana.Kalau dia jadi rekan kerjaku, tidak akan ada seorang pun cewek yang akan melirikku lagi. Habislah aku! gumam lelaki berkacamata itu sambil menggaruk-garuk kepala yang membuat rambutnya acak-acakan. Lelaki itu bernama L

“Pak Firzan punya sim A kan?” tanya Lintar setelah Firzan membubuhkan tanda tangan di kontrak kerja.“Iya, ada Pak,” jawab Firzan masih berdebar hatinya mengetahui penghasilannya yang sangat besar bagi serang mahasiwa yang belum lulus.“Bapak juga diberi fasilitas mobil Gran Max kalau ada urusan keluar kantor atau untuk mengambil barang yang tidak bisa diantar oleh supplier. Ini kuncinya, Pak!”Hati Firzan kian berdebar saat menerima kunci mobil kantornya, membuat hatinya bertanya, Apa aku sedang bermimpi?“Selain tugas yang sudah dijelaskan tadi Pak, karena di sini kita bekerja satu tim, jadi harus saling mengisi atau membantu jika dibutuhkan oleh operasional restoran.” “Oke, siap Pak!”“Kalau sudah tidak ada yang ditanyakan, mari Pak, saya antar berkenalan dengan para staf di sini,” ajak Lintar keluar dari ruangannya menuju ke ruangan staf kantor yang lainnya.Sambutan hangat diterima oleh semua staf Ayam Penyet Gunsu, termasuk oleh Bu Nur, single mom yang masih muda itu. “Mimpi

Restoran Penyet Gunsu hari ini tutup lebih lama satu jam dari biasanya, gara-gara Firzan viral di medsos. Akibatnya semua staf resto mengaku kelelahan, demikian halnya dengan Lintar, dari raut wajahnya terlihat jelas kalau dia sangat capek dan ingin segera pulang lalu tidur dengan nyenyak di kamarnya. Apalagi besok siang ada pesanan 1500 nasi boks, pastilah perlu stamina yang cukup untuk mengurus semua itu.“Aku duluan Pak Firzan, sampai ketemu besok pagi ya!” ucap Lintar kepada Firzan sambil bersalaman.“Besok kita berjuang lagi ya Pak! Semangat, Pak...!” balas Lintar sambil tersenyum melihat Lintar yang terlihat lesu. Berbeda dengan Lintar, wajah Firzan terlihat masih fresh, walaupun tadi sempat ada pelanggan seorang ibu yang membawa balita mencubit wajahnya karena gemes.Ini pertama kalinya Firzan membawa mobil ke kosannya, beberapa rekan satu kosnya sibuk menanyai apa itu mobilnya? Tentu saja Firzan menceritakan kalau sekarang dia bekerja di restoran Ayam Penyet Gunsu dan itu ada