LOGINKevin masuk ke dalam kamarnya, ia mendapati Rasya sudah tidur terlentang di atas tempat tidur dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan selembar boxer berwarna kelabu. “Aku curiga, kok bisa dia langsung tertidur pulas. Biasanya kalau keinginannya belum tersalurkan, sampai pagi pun dia tidak bisa tidur dengan nyenyak,” gumam Kevin merasa keheranan.Sampai akhirnya, terdengar langkah seseorang menaiki anak tangga, Kevin segera mengintip dari celah pintu kamarnya. Tampak Mili sedang berjalan sambil menuju kamarnya sambil menenteng beberapa tas belanjaan. Jika ingin menurutkan kata hati, ingin rasanya Kevin mengikuti istri ayahnya itu ke kamar tidurnya, lalu ia akan berpura-pura perlu pinjam sesuatu, kemudian sudah pasti disuruh masuk ke dalam kamar yang sepi oleh Tante Mili. Saat itulah kemungkinan besar terjawab semua hasrat dan rasa penasarannya. Tapi, Kevin tidak ingin mengambil risiko untuk masuk ke dalam kamar papa dan ibu tirinya itu. Ia menyadari kalau Mili adalah perempuan l
Tok! Tok! Tok! Rasya mengetuk kamar pembantu itu lalu menyuruh orang di dalamnya keluar. Tentu saja mereka di dalam terkejut bukan kepalang. Mendadak hening.Rasya mengetuk-ngetuk daun pintu kamar itu lagi, karena belum juga dibukakan. "Hey... buka...!" teriak Rasya. Sampai akhirnya ketika pintu itu terbuka seorang lelaki bertubuh tambun yang sedang menutupi wajahnya dengan topi tersembul dari balik pintu. “Pak Parjo...? Ngapain di sini?” tanya Rasya yang memang sudah kenal dengan penjaga rumah Kevin itu.“Maaf Mas..., tolong jangan diberitahu ke boss atau Mas Kevin...,” ucap Parjo yang merasa malu karena tertangkap basah di dalam kamar Mbak Nung.“Jangan gitu dong, Pak..., Bapak kan punya istri... kalau saya laporkan ke papanya Kevin Bapak bisa dipecat,” ancam Rasya, Parjo langsung melutut di hadapan Rasya.“Ampun Mas... jangan, Mas... kasihani saya...” rengek Parjo.“Ya sudah, Pak, pergi sana sebelum saya berubah pikiran,” perintah Rasya yang sebenarnya penasaran dengan wanita y
Kevin dan Rasya sudah berteman sejak SMA, mereka berteman karena merasa sama-sama memiliki kenakalan-kenakalan yang sama, sama-sama suka bolos, suka merokok, dan yang paling membuat mereka menjadi teman dekat karena sama-sama Oedipus Complex, bergairah dengan wanita yang lebih dewasa. Kejadian yang membuat Kevin dan Rasya menjadi terbuka dalam urusan mesum ketika setahun lalu tanpa direncanakan keduanya diajak 3 some oleh Bu Elsa, guru Biologinya yang seksi di sekolah, dan itu sama-sama pengalaman pertama mereka berhubungan badan dengan wanita.Pengalaman pertama Kevin dan Rasya bercinta secara bersama-sama, kini menjadi candu keduanya untuk mencari wanita dewasa yang bisa diajak 3 some. Setelah Bu Elsa, mereka mengencani beberapa wanita dewasa kesepian dengan cara berkenalan lewat internet atau bertemu langsung, selanjutnya giliran Tante Mili yang ingin mereka bagi bersama-sama dalam satu ranjang.“Ah kelamaan Tante, luh, gue udah berahi duluan. Pinjam laptop luh, Vin!”Kevin memberi
Gun merasakan bagian bawahnya mengeras saat terjaga dari tidur pagi ini. Tangan kirinya segera menggeser bagian sensitifnya itu karena telah keluar dari porosnya. Saat menyadari istrinya sudah tak di sampingnya, Gun segera bangkit dari tempat tidur, dengan harapan masih ada kesempatan menggunakan senjatanya yang telah mengeras, meskipun semalam sudah bertempur dua ronde bersama istrinya, tapi ia masih ingin melakukannya sekali lagi. Ibarat balas dendam karena sudah berhari-hari ia tak dapat jatah batin selama Mili dalam penjara.“Mah... Mamah... Mamah dimana?” teriak Gun ketika menuruni anak tangga menuju lantai 1 rumahnya. Namun, tidak ada jawaban dari Mili yang entah berada dimana.“Mamah dimana sih...?” gerutu Gun yang sebentar-bentar mengelus-elus benda keras di dalam celananya.Setelah tidak menemukan Mili di ruang keluarga, Gun bergegas ke dapur, dan benar saja ternyata istrinya ada di sana sedang menyiapkan sarapan lantaran Bi Nung belum pulang mengantar Nek Las.Dengan diam-dia
Kevin segera menyalakan flash light ponselnya, lalu ia berjalan keluar kamar, pertama yang ditujunya ada ruang tengah untuk mengambil lilin dan korek, setelah itu ia pergi ke ruang makan untuk mengambil buah pisang yang tersedia di atas meja. Senyum Kevin mengembang melihat buah pisang yang besar dan panjang di tangannya, "Siap-siap, Tante... kena kamu malam ini!" gumam Kevin membayangkan Tante Mili akan jatuh dalam pelukannya malam ini.Seperti yang Kevin harapkan, tidak berapa lama kemudian Mili keluar kamar dengan senter di tangannya, dia turun ke lantai satu untuk mencari lilin yang seingatnya ada di dalam laci ruang keluarga. Beberapa batang lilin sudah Mili temukan, tapi dia heran tidak menemukan sebuah korek api pun yang keberadaannya pernah dia lihat berada di sana. Dia langsung teringat Kevin, si perokok pastilah punya korek.Di dalam kamarnya, Kevin sedang menunggu dengan berdebar-debar. Ia memang sengaja menyembunyikan korek dari tempat biasanya dengan harapan Mili akan da
Gluk! Gluk! Kevin meneguk soft drink yang baru saja diambil dari dapur dengan rakus, bukan karena dia habis lari beratus meter, tetapi karena dia begitu dahaga ingin menjamah tubuh si tante seksi yang baru saja kembali dari penjara dan tinggal satu atap lagi dengannya.Ah, bikin pusing aja si tante! gumam Kevin sambil menghempas tubuh kurusnya ke atas spring bed empuk yang kondisinya begitu acak-acakan, sangat semrawut, terlihat selimut yang kusut, bantal dan guling yang tergeletak sembarangan di atas kasur dan juga di bawah tempat tidur.Berani sekali dia menggodaku, lain kali ingin kuremas saja dadanya yang besar itu, pikir Kevin sambil berbaring membayangkan kemolekan tubuh Mili. Hasrat lelakinya masih bergelora mengingat-ingat benturan tangannya dengan benda empuk itu tadi di dapur. Kebentur aja enak, apalagi meremasnya, gila gila tante Mili... batin Kevin tak henti berangan-angan.Kevin jadi teringat kejadian pertama kali tante Mili datang ke rumahnya setelah menggelar acara pe







