All Chapters of Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu : Chapter 171 - Chapter 180

“M-memangnya boleh melakukan yang seperti ini?” Samantha terbata-bata bertanya pada Damien. Melihat senyum pria itu, entah apakah Damien menganggap pertanyaan Samantha ini sebagai bentuk kepolosan atau justru terdengar bodoh baginya. Samantha benar-benar tidak tahu. Jadi menanyakannya sejak awal ia rasa bukan pilihan yang salah, ‘kan? Damien mengangguk saat menjawab, “Boleh. Aku sudah pernah melakukannya padamu saat kita tidur di resort dulu, Samantha.” Pipinya seperti disulut oleh bara. Panas, nyaris meleleh. “Pejamkan matamu dan rasakan,” kata Damien sebelum sempat Samantha sempat memberi penolakan atau mengiyakan apa yang akan ia lakukan. “Ah ....” Ia menutup matanya saat tubuhnya meronta menerima sensasi geli nan menyenangkan di antara pangkal pahanya. ‘Ini apa?’ tanya Samantha dalam keheningan, berteriak menyerukan kenikmatan yang tak pernah didapatinya sepanjang ia hidup. ‘I-ini ... lidah Damien?’ Tubuhnya meremang, seprai di kanan dan kirinya ia remas sekuat yang ia b

"Kamu suka?" tanya Damien, sesaat sebelum pria itu melingkari pergelangan kaki Samantha dengan tangannya. Dari bawah, Samantha tak bisa mengalihkan pandangannya dari pria itu. Mempesona, panas menggoda. Ia mengangguk menjawabnya. "Iya ...." "Bagaimana rasanya?" Tubuhnya bergerak mengikuti hentakan manis Damien yang sama sekali tak memberinya jeda. Bayangan dua orang yang sedang bercinta terlukis di dinding, membentuk siluet yang membuat jantung Samantha buncah oleh rasa malu dan nikmat yang sama besarnya. "Samantha," sebut Damien sebab Samantha tak kunjung menjawabnya. "Enak." Satu kata itu, bukankah harusnya sudah cukup memberi tahu Damien seperti apa kondisinya sekarang ini? Rasanya memang sangat nikmat, berbanding terbalik jauh dari sakit yang di awal terjadi. Pinggangnya bergerak tanpa ia sadari. Melengkung kebas sewaktu sesuatu yang asing datang memenuhi perutnya. Kepakan sayap kupu-kupu itu beterbangan, semakin lama semakin banyak. Turun dan membuat Samantha merasaka

.... Samantha membuka pelan matanya, mengerjap menikmati sinar matahari dari balik tirai lembut yang sedikit tersingkap di kamar mansion yang ditinggalinya sejak semalam. Ia meremas selimut yang menutupi tubuhnya hingga ke dada. Menelan ludah untuk membasahi tenggorokan yang rasanya kering. Sebotol minuman tampak segar yang ada di atas meja yang paling dekat dengan ranjang menggodanya untuk segera bangun. Samantha perlahan bangkit dengan menutupi tubuh polosnya. Menengok ke samping kirinya, tempat di mana Damien tidur setelah mereka menghabiskan malam yang panjang rupanya tengah kosong. Jam digital yang ada di seberang sana menunjukkan jam yang hampir pukul sepuluh pagi. Terlalu siang, jauh dari kebiasaannya. Ia meraih botol minuman itu, membuka dan meneguknya hingga lebih dari separuh. Matanya terpejam, detak jantungnya berantakan sewaktu merasakan perih pada bagian femininnya, tanda bahwa yang dilakukannya semalam bersama dengan Damien bukanlah sebatas mimpi. Wajahnya memanas

.... Di dalam ruang kerjanya yang ada di dalam Harvest Table, Anna sibuk dengan neraca keuangan yang diawasinya tanpa berkedip. Syukurnya ... semua perhitungan balance tanpa ada miss sedikit pun. Setelah melewati waktu panjang dalam kesengsaraan pasca Harvest Table dipaksa tutup, disegel dan nyaris tak bisa bangun, sepertinya semua orang saling menjaga agar tidak terulang kejadian yang sama. ‘Syukurlah,’ batinnya penuh kelegaan. Padahal, ia ingin melaporkan ini pada Samantha sebelum mereka melakukan pelaporan pajak, tetapi Nonanya itu sedang tidak bisa datang ke restoran hari ini. Anna mendapatkan pesannya beberapa saat yang lalu. Dari Samantha, [Aku titip resto hari ini, Ann. Aku akan masuk lagi besok.] Tentu, siapa memangnya yang mau masuk kerja setelah hari pernikahannya? Terlebih ... Anna tahu bagaimana Samantha menderita selama ini dalam pernikahannya bersama Erick. Memulai hidup baru bersama Damien si Tuan Muda baik hati yang tampan dan kaya raya adalah hal yang diam-dia

.... Di teras sebelah timur mansion Damien, Samantha yang baru mendengar dari Giovanni merasakan kebas di sekujur tubuhnya. Tadinya, ia sedang duduk di ruang keluarga bersama dengan Damien serta Tuan Gerard dan Nyonya Maria. Panggilan yang datang ke ponsel Damien yang diterima oleh prianya itu membuat Samantha merasa curiga sebab alis Damien berkerut dengan cepat, untuk beberapa detik ia melirik Samantha sebelum menyisih tanpa mengatakan apapun pada mereka semua yang tengah duduk dan menikmati kudapan ringan setelah selesainya makan pagi. Samantha menyusul Damien, menyentuh lengan pria itu dan bertanya lewat gerakan bibirnya, ‘Ada apa?’ Damien merangkul bahunya dan menjauhkan ponsel itu dari samping telinga. Mengeraskan volume ponsel dan mengatakan, “Samantha juga ingin mendengarnya, Gio.” Dan apa yang disampaikan oleh Giovanni dari seberang panggilan itu membuat hati Samantha habis! Bagaimana tidak? “Ada paket misterius yang dikirimkan ke restoran dan mengakibatkan ledakan, N