“Ka-ka—kanda, ja-jangan di situ. Ku-kumohon, di-dinda tidak kuat,” keluh putri Ambar.Tapi mendengar itu, Prabu Dewangga malah memainkan lidahnya semakin nakal, membuat Putri Ambar mengerang, menjerit lirih keenakan.Sampai setelah beberapa lama, tubuh Putri Ambar mengejang, memancarkan cairan hangat seperti tadi, namun jauh lebih banyak sehingga seprai dan lantai menjadi basah kuyup karenanya.Sementara putri Ambar terkapar tidak berdaya dengan mata membeliak menatap atap ruangan.Hanya saja, sesuatu yang panjang besar tiba-tiba masuk menusuk memenuhi lembah, membuat putri Ambar kembali terjaga.“Ka-kanda, aaaaah!” lirih Putri Ambar.“Hihihi, apa harus kanda lanjutkan?” Prabu Dewanga terkekeh.Mendengar itu, tentu saja putri Ambar langsung mengangguk malu-malu, sementara matanya merem-melek tidak kuasa manahan tusukan pusaka suaminya.“Yosh!” Prabu Dewangga kegirangan.Tidak membuang waktu, dia segera memainkan permainan cepat, kemudian lambat, cepat, lagi, lambat, semaki cepat, berh
Last Updated : 2025-11-09 Read more