"Awas saja kalau kamu macam-macam!"Livi meringis teringat peringatan yang Arch berikan semalam. Dari pada peringatan, lebih tepat jika disebut ultimatum. "Padahal urusan pekerjaan. Jika bukan karena Nova grogi, aku juga gak bakalan temani dia. Cuma nemenin lo, bukan aku yang presentasi. Axel juga gak bakal tahu kalau aku ada."Livi sedang mengemasi barangnya. Sementara Nova sudah menunggu."Maaf ya, Bu," kata Nova yang merasa tidak enak pada Livi."Enggak apa-apa. Ayo berangkat.""Sudah mau pergi?" Kai muncul dari ruangannya.Livi mengangguk."Hajar aja kalau dia bikin ribet.""Yo ndak bisa, ini kan urusan pekerjaan. Harus pro.""Vi, perusahaan mereka bukan prioritas. Kalau secara personal dia mengganggumu. Batalkan saja kerja samanya. Aku tidak masalah.""Nanti kasihan, Nova. Kan yang effort dia. Lagian aku cuma temani dia sekalian jalan ke tempat Mr Su. Mau cek kain. Bagaimana?"Kai mengedikkan bahu. Terserah apa maunya Livi. Mereka akhir-akhir bisa menjalin kerja sama dengan bebe
Last Updated : 2025-09-11 Read more