Afgan mencoba bertahan, tapi sebelum pukulan itu mendarat, Jannah bergerak cepat. Ia menahan tubuh Deon, bahkan berdiri di depan Afgan, melindungi pria itu dengan segenap dirinya.“JANGAN, DEON!” teriaknya.Deon terhenti. Matanya melebar, tidak percaya dengan apa yang ia lihat.“Kau… memilih melindunginya?” suaranya serak, penuh luka yang ditutupi amarah. “Kau melindungi dia dari aku, suamimu?!”Air mata Jannah jatuh. “Kau tidak mengerti, Deon…”“Tidak mengerti?!” Deon tertawa getir, matanya merah. “Aku menunduk di depan Kakekku, aku rela menginjak harga diriku demi membawa pulangmu! Dan ini balasanmu? Membiarkan lelaki lain memelukmu, lalu berdiri melawanku?!”Afgan maju setapak, menahan dengan nada tenang. “Tuan Deon, tolong jangan salah paham. Jannah hanya—”“DIAM KAU!” bentak Deon, hampir saja melemparkan tinjunya la
Terakhir Diperbarui : 2025-10-05 Baca selengkapnya