Ia menatap jendela, di mana salju masih turun dengan tenang. “Aku membeli sahammu diam-diam, dan kini aku akan menariknya kembali, bersama reputasimu, bersama seluruh nama baik keluarga Mahendra.”"Mari, tunggu tanggal mainnya. Aku mau lihat, bagaimana kondisi kejiwaan Kakek Robert melihat perusahaannya hancur di bawah kendali tanganmu yang terlalu sibuk mengurus rumah tanggamu, sementara orang yang paling layak untuk kau lindungi malah sedang berada dalam pelukanku malam ini."Usai mematikan layar laptopnya, ruangan kerja Afgan kembali tenggelam dalam remang cahaya dari luar jendela.Di layar yang baru saja padam, pantulan wajahnya masih terbayang samar, dingin, puas, dan penuh kemenangan.Afgan menegakkan tubuhnya, lalu menyandarkan kepala di kursi kulit hitam itu sejenak. Ia mengembuskan napas panjang, puas dengan langkah-langkah yang telah ia rancang dengan sempurna. Tidak ada lagi yang bisa menghentikannya sekarang, tidak Deon, tidak keluarga Mahendra, bahkan tidak takdir sekalipu
Huling Na-update : 2025-10-23 Magbasa pa