Setiap kali ia mencoba bekerja, bayangan Jannah terbaring di rumah sakit, pucat dan tak berdaya, selalu menghantui. Setiap kali ia makan, ia teringat Jannah yang dulu selalu menyiapkan makanan untuknya meski ia tidak pernah merasa itu berarti. Setiap ia tidur, ia selalu terbangun oleh mimpi buruk: Jannah berjalan menjauh sambil membawa anak perempuan mereka, tidak menoleh sedikit pun.Satu malam, setelah rapat panjang, ia menatap meja kerjanya kosong. Tumpukan dokumen belum ia tanda tangani, padahal deadline tinggal beberapa jam.Deon mengusap wajah, mencoba memaksa pikirannya kembali bekerja.Tidak bisa.Cahyo masuk pelan, seakan takut mengganggu.“Tuan… Anda harus pulang dan istirahat. Kita baru saja memperoleh kembali aset besar. Anda harus mengatur ulang strategi perusahaan. Anda tidak boleh jatuh sakit.”Deon tersenyum pahit. “Bisnis bisa aku bangun lagi. Tapi kalau aku kehilangan dia… bagaimana caranya a
Last Updated : 2025-11-28 Read more