Aku spontan menoleh, mataku membesar. “Musibah?” suaraku nyaris tercekat.“Mertuanya Indira baru meninggal, dua hari lalu,” kata Livia perlahan.“Ibunya Farhan?” tanyaku, keningku berkerut, tak percaya dengan kabar itu.“Ya, siapa lagi mertuanya Indira?” jawab Livia lembut.Aku terdiam sesaat, pikiranku langsung melayang ke sosok Farhan. “Apa Farhan tahu?” tanyaku lirih, lebih seperti berbicara pada diriku sendiri.Livia menggeleng pelan. “Soal itu aku kurang tahu. Tapi yang jelas, aku tidak melihat Farhan di pemakaman ibunya.”"Sepertinya pria itu benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya!” geramku, rahangku mengeras hingga gigi terasa bergemeletuk. Nafasku memburu, berusaha menahan bara yang sejak tadi mendidih di dada.Livia menatapku, keningnya berkerut dalam, matanya dipenuhi rasa tak percaya. “Kamu sudah menemukan Farhan?” tanyanya hati-hati, seolah khawatir dengan ledakan emosi yang sedang kutahan.“Ya!” suaraku meninggi tanpa sengaja. “Dia bersembunyi di sebuah desa kecil, me
Last Updated : 2025-09-23 Read more