Dengan hati-hati, aku membuka kalimat yang sudah lama tertahan."Indira... aku bersedia membantu mencari suamimu," ucapku tulus, sambil menatap wajah Indira.Indira menoleh, menatap mataku. Untuk sesaat, keheningan melingkupi ruangan itu, hingga akhirnya ia menggeleng pelan, matanya mulai berembun. "Tidak... aku tidak mau!" suaranya pecah, bergetar di ujung tangis.Hatiku seperti diremas saat mendengar jawaban itu. Ada perih yang menyelinap di dada, membuat napasku terasa berat. Sejenak aku hanya bisa menatapnya, perempuan yang dulu selalu kukagumi, kini terbaring rapuh di hadapanku dengan mata yang berembun.Aku menarik napas panjang, berusaha meredakan gejolak yang bergolak di dada. Wajah Indira yang pucat, tatapan matanya yang penuh luka, membuatku sadar: ia bukan sekadar menolak bantuanku. Ia sedang tenggelam dalam trauma yang terlalu dalam, kehilangan sahabat dan bayi yang begitu lama ia nantikan dalam satu hentakan tepat saat ia sedang mencari suaminya yang menghilang.Aku tidak
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-09-16 อ่านเพิ่มเติม