Aku duduk di kursi panjang gereja yang dingin semalaman. Saat pagi, aku baru pulang ke rumah dengan linglung. Begitu masuk ke rumah, aku melihat mata Aditya yang memerah.Melihat gaun pengantinku yang dinodai darah, Aditya menghampiriku dengan ekspresi cemas dan memelukku. Dia berkata, "Maaf, sebenarnya semalam aku berniat kembali untuk mencarimu. Tapi, Yasmin langsung menangis histeris begitu aku pergi. Jadi, aku benar-benar nggak bisa pergi."Aditya melanjutkan, "Willa, percaya padaku .... Tadi kondisi Yasmin baru tenang. Aku baru berencana keluar untuk mencarimu, tapi kamu sudah pulang. Kamu baik-baik saja, 'kan?"Aku menanggapi ucapan Aditya dengan tenang, "Aku baik-baik saja. Nggak masalah, Aditya. Aku memahamimu. Resepsi pernikahan masih bisa diadakan lagi, kesehatan Yasmin lebih penting."Aditya terkejut melihat sikapku. Dia bertanya, "Kamu benar-benar berpikiran begitu?""Tentu saja," sahutku.Wajar saja jika Aditya terkejut dan memastikannya lagi. Alasannya karena aku sudah te
Read more