Short
Putri Kandung yang Diperlakukan Asing

Putri Kandung yang Diperlakukan Asing

By:  OndreaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
8Chapters
7views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah resepsi pernikahan ke-88 kali dibatalkan, aku menelepon partnerku, "Aku mau daftar untuk mengembangkan pasar di Negara Heksa." Suara partnerku yang terkejut terdengar. "Apa kamu sudah pikirkan baik-baik? Kamu nggak boleh pulang selama 10 tahun setelah pergi ke Negara Heksa. Kamu baru nikah hari ini, tapi langsung pisah rumah. Apa suamimu setuju?" Partnerku menambahkan, "Bagaimana dengan orang tuamu? Bukannya keinginan terbesarmu itu menemani mereka?" Aku memandangi gereja yang kosong, lalu tersenyum getir dan menimpali, "Resepsi pernikahan dibatalkan, mana mungkin aku punya suami? Mengenai orang tuaku, mereka sudah cukup bahagia ditemani Yasmin." Partnerku terdiam sedetik sebelum menyahut, "Oke. Kalau begitu, kamu siap-siap. Besok kamu berangkat." Sesudah mengakhiri panggilan telepon, aku menyentuh gaun pengantinku. Air mataku yang terakhir menetes. Hari ini, depresi yang diidap adik angkatku kambuh lagi dan dia ingin bunuh diri. Lagi-lagi, Aditya membatalkan resepsi pernikahan kami. Aku yang tidak berdaya dan putus asa berucap sambil memandangi Aditya, "Ini sudah yang ke-88 kali." Aditya merasa bersalah. Dia menunduk sembari membujukku, "Beri aku waktu lagi ya? Willa, kamu tahu sejak kejadian itu, kondisi mental Yasmin nggak stabil. Aku benar-benar takut dia melakukan hal bodoh." Aditya berjanji, "Kamu tenang saja. Kali ini, aku pasti akan jelaskan padanya. Setelah itu, kita segera menikah." Orang tuaku mendesak Aditya untuk segera menyelamatkan Yasmin. Ayahku menegur, "Willa, cepat lepaskan Aditya. Kalau bukan karena dulu Yasmin menyelamatkanmu, mana mungkin dia diculik? Dia nggak akan mengidap depresi dan mentalnya nggak akan hancur." Ayahku meneruskan, "Sekarang kamu menghalangi Aditya untuk menyelamatkan Yasmin, apa kamu mau mencelakai adikmu? Kenapa kamu begitu egois? Apa resepsi pernikahanmu lebih penting daripada nyawa Yasmin?" Aku sudah sering mendengar teguran seperti ini. Dulu aku pasti membantah, tetapi kali ini aku terdiam. Tunanganku dan orang tuaku tidak menyukaiku, bahkan mereka tidak memercayaiku. Kalau begitu, aku pergi saja.

View More

Chapter 1

Bab 1

Aditya Haris ditelepon Yasmin Rusli yang ingin "berpamitan dengan cara bunuh diri" lagi. Jadi, dia kembali menghentikan resepsi pernikahan kami tanpa ragu sedikit pun.

Aku menggenggam gaun pengantin mahal yang melambangkan kebahagiaan murni dengan erat. Aku mengadang Aditya dengan wajah pucat pasi sambil bertanya, "Apa kamu nggak bisa pergi setelah resepsi pernikahan berakhir? Ini sudah yang ke-88 kali."

Mataku memerah. Aditya mendesah, lalu memelukku dengan perasaan bersalah dan menyahut, "Beri aku waktu lagi ya? Willa, kamu tahu sejak kejadian itu, kondisi mental Yasmin nggak stabil. Aku benar-benar takut dia melakukan hal bodoh."

Aditya berjanji, "Kamu tenang saja. Kali ini, aku pasti akan jelaskan padanya. Setelah itu, kita segera menikah."

Ini adalah ke-88 kalinya aku mendengar ucapan ini. Delapan puluh tujuh kali sebelumnya, aku bagaikan seorang penganut yang taat. Aku memercayai kebohongan Aditya dengan sepenuh hati.

Aku terus memberi tahu diri sendiri asalkan Aditya mencintaiku, tidak masalah resepsi pernikahan kami ditunda. Namun, setiap kali pernikahan kami akan dibatalkan dan ditunda.

Kami mengadakan resepsi pernikahan 80 kali, tetapi tidak pernah berjalan sampai di depan pendeta. Yasmin selalu membuat masalah mendadak tepat waktu. Kalau bukan kecelakaan, Yasmin akan mengancam ingin bunuh diri karena depresinya kambuh.

Aditya akan langsung mencari Yasmin, lalu berhasil menenangkan Yasmin yang ingin "bunuh diri" secara ajaib. Konyol sekali, 'kan?

Seseorang yang menggila sampai-sampai menyayat pergelangan tangan, mengonsumsi obat tidur, dan menangis histeris bisa langsung tenang asalkan tunanganku muncul. Yasmin akan kembali bersemangat untuk melanjutkan hidupnya.

Aku hanya terdiam dan tidak ingin bicara. Aku mengerahkan seluruh tenagaku untuk balik memeluk Aditya supaya bisa mempertahankannya.

Aditya masih menghiburku, tetapi ibuku sudah tidak sabar. Dia mendesak Aditya untuk segera menyelamatkan Yasmin, "Willa, jangan keras kepala lagi. Cepat lepaskan Aditya. Adikmu sudah panjat balkon."

Ayahku menegurku dengan ekspresi muram, "Kenapa kamu merajuk lagi? Kalau bukan karena dulu Yasmin menyelamatkanmu, mana mungkin dia diculik? Dia nggak akan mengidap depresi dan mentalnya nggak akan hancur."

Ayahku melanjutkan, "Nggak masalah kalau biasanya kamu bersikap egois. Sekarang adikmu menunggu untuk diselamatkan, apa kamu nggak bisa lebih pengertian?"

Terdengar suara ponsel berdering lagi. Aditya tidak rela melepaskan tanganku. Dia bertanya, "Willa, aku harus pergi. Kamu pasti setuju, 'kan?"

Aku belum sempat menjawab. Tubuhku terhuyung, aku yang memakai sepatu hak tinggi terkilir. Alhasil, aku terjatuh ke lantai. Lenganku menabrak hiasan logam pada karangan bunga di samping sehingga muncul luka goresan yang besar.

Rasa sakit yang menusuk seketika menyebar ke sekujur tubuhku. Aku berteriak kesakitan. Akan tetapi, Aditya seperti tidak mendengar teriakanku. Dia bergegas keluar tanpa ragu sedikit pun.

Hatiku hancur. Aku yang putus asa menjerit pada sosok Aditya yang hampir menghilang, "Aditya, aku akan menunggu di sini sampai hari ini berakhir. Kalau kamu nggak kembali, kita nggak usah menikah lagi."

Langkah Aditya terhenti setelah mendengar perkataanku. Hanya saja, dia tetap tidak berbalik. Orang tuaku juga buru-buru berjalan ke keluar.

Ayahku mencibir dan berucap saat berjalan melewatiku, "Kamu berpura-pura begini untuk menarik simpati siapa? Willa, aku tegaskan padamu. Jangankan membatalkan resepsi pernikahan, kamu juga harus menyetujuinya kalau kami menyuruhmu membiarkan Aditya dan adikmu bersama. Bagaimanapun, nyawa adikmu lebih penting!"

Ibuku menimpali dengan ekspresi bimbang, "Willa, kamu harus lebih pengertian. Ini cuma resepsi pernikahan. Kalau kali ini gagal, lain kali kita bisa mengadakannya lagi."

Ibuku meneruskan, "Tapi, adikmu menunggu untuk diselamatkan Aditya. Nggak masalah kalau biasanya kamu suka rebutan dengan adikmu. Hanya saja, sekarang kami nggak punya waktu ladeni kamu merajuk."

Aku sudah mendengar ucapan ini berkali-kali sejak aku pulang. Saat aku dibawa pulang, Yasmin yang merupakan adik angkatku sudah tinggal di rumahku selama 15 tahun.

Aku tidak meminta orang tuaku untuk mengusir Yasmin. Sebaliknya, aku tulus menganggap Yasmin sebagai keluarga.

Namun, Yasmin suka merebut barangku. Biarpun membenci boneka beruang dan tidak pernah memakai gaun merah, dia tetap merebut semua barang yang aku suka.

Aku juga pernah bertanya kepada Yasmin alasan dia berbuat seperti ini. Jawabannya membuatku bergidik. Yasmin berujar, "Nggak kenapa-kenapa. Aku suka lihat ekspresimu yang putus asa setelah semua barangmu kurebut."

Kala itu, aku sangat polos. Aku mengira orang tuaku akan tahu sifat asli Yasmin setelah aku memberi tahu mereka ucapannya. Mereka tidak akan menyalahkan aku tidak pengertian lagi.

Hanya saja, aku terlalu meremehkan trik Yasmin dan posisinya di hati orang tuaku. Ayahku malah menegurku, "Willa, kenapa kami punya putri yang suka berbohong dan egois sepertimu? Kamu benar-benar membuat kami kecewa."

Aku tidak peduli lagi biarpun mereka kecewa. Aku sangat kelelahan sampai-sampai tidak bisa meneteskan air mata lagi. Sekarang aku hanya merasakan dingin yang menusuk. Sekujur tubuhku kebas.

Aku bangkit dari lantai, lalu mengambil tisu untuk menahan lukaku yang berdarah seadanya. Aku berkata, "Ayah, Ibu, cepat lihat kondisi Yasmin. Dia masih di lantai paling atas."
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status