All Chapters of Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir : Chapter 91 - Chapter 100

"Tidak Aryan, tolong jangan biarkan aku tinggal sendirian disana karena aku pasti akan merasa takut sekali. Marko pasti akan dengan mudah menemukan aku, dan bagaimana jika dia melakukan sesuatu yang tidak baik padaku." Ujar Kirana. "Itu tidak akan terjadi, Kirana. Dia tidak akan menyakiti kamu karena kamu adalah istrinya." Sahut Aryan. "Kamu tidak akan mengerti, Aluna tolong aku kali ini saja. Biarkan aku tinggal bersama kalian disini, aku mohon." Ujar Kirana berlutut di kaki Aluna. "Tolong jangan seperti ini Mba, ayo bangunlah." Pinta Aluna. "Aku tidak akan bangun sebelum kalian mengijinkan aku untuk tinggal disini." Aryan pun terlihat kesal dengan Kirana, karena sikapnya yang sangat keras kepala. "Mas, kita biarkan saja Mba Kirana tidur dirumah kita malam ini. Apalagi ini juga sudah larut malam, tidak mungkin jika kita membiarkan Mba Kirana keluar rumah seorang diri." Ujar Aluna pada suaminya. Aryan pun tidak langsung menjawab permintaan Aluna, pria itu terdiam sejenak

Terlihat Sintia dan Miko baru saja turun dari mobil, mereka baru saja sampai di tempat kerja mereka. "Terimakasih ya Miko, karena sudah memberikan aku tumpangan pagi ini." Ujar Sintia. "Sama-sama, kebetulan saja tadi aku lewat di daerah sekitar rumah mu. Jadi aku putuskan untuk mengajak mu berangkat bersamaku." Balas pria itu. "Ya sudah kalau begitu aku duluan ya Pak." Miko pun merespon dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil. "Heii ada apa ini? Kenapa aku melihat kau bersama Sintia?" Tegur Aryan yang tiba-tiba saja datang dan membuat Miko terkejut."Astagaa, kau membuatku terkejut saja. Kenapa kau tiba-tiba muncul seperti ini." Sahut Miko sambil mengelus dada nya. "Ada apa dengan kau, kenapa kau sangat terkejut seperti itu. Apa kau takut ketahuan karena sedang dekat dengan Sintia." "Tidak, lagi pula aku dan Sintia tidak memiliki hubungan apapun. Kami hanya tidak sengaja bertemu di jalan, dan aku hanya ingin bersikap baik dengan memberikan tumpangan padanya." Sahu

Malam harinya, saat Aryan sedang berada di dalam kamar nya tiba-tiba saja Kirana datang kesana. Aryan yang dengan posisi membelakangi pintu dan menghadap ke arah jendela, tentu saja mengira bahwa yang datang adalah Aluna istrinya."Aluna, kenapa kamu lama sekali membuat teh nya, ayo cepat sini berikan padaku." Pinta pria itu. Tanpa mengatakan sepatah katapun, Kirana justru berjalan mendekati Aryan sambil menepuk pundak nya. "Aryan, ini aku Kirana bukan Aluna." Sahut nya sambil tersenyum kecil. Sontak saja Aryan pun langsung terkejut, apalagi saat melihat Kirana benar-benar ada disana."Apa yang sedang kamu lakukan disini, kenapa kamu masuk ke kamar ku begitu saja. Seharusnya sebelum masuk kamu mengetuk pintu dan ijin dulu, aku tidak suka jika ada orang lain yang masuk ke dalam kamar ku tanpa ijin." Gerutu Aryan yang terlihat marah. "Maaf Aryan, aku melihat pintu ini tidak tertutup. Sebenarnya aku juga baru saja ingin mengetuk pintu nya, tapi kamu malah meminta aku untuk masuk."

"Jujur saja Kirana, Tante sama sekali tidak punya masalah apapun dengan kamu. Karena selama ini Tante sangat mengenal kamu dengan baik, tapi mengingat apa yang sudah kamu lakukan pada Aryan itu sangat membuat kami kecewa dan marah juga pada kamu." "Tapi melihat kamu sedang dalam kesulitan seperti ini, hati kecil kami juga merasa kasian. Kau tahu kan jika Aryan saat ini sudah memiliki seorang istri, dia sudah memiliki kehidupan nya sendiri sekarang ini." "Mendengar hubungan rumah tangga kamu yang tidak baik-baik saja, kami ikut bersimpati atas masalah mu itu. Tapi Tante harap kamu menepati janjimu itu, setelah beberapa kedepan kamu harus pergi dari rumah ini dan tidak mengganggu kehidupan kami lagi, terutama Aryan dan Aluna." Sahut Bu Rianti dengan tegas. "Terimakasih banyak Tante, aku sangat yakin sekali kalau Tante pasti akan mengijinkan aku tinggal disini. Karena Tante adalah orang yang sangat baik." Balas wanita itu sambil memeluk Bu Rianti. Bu Rianti hanya diam saja dan tid

"Aluna, apa kamu sudah menyiapkan kado untuk Aryan?" Tanya Bu Rianti. "Belum mah, aku bingung harus membeli kado apa untuk Mas Aryan nanti, aku rasa Mas Aryan sudah memiliki segalanya.""Tapi setidaknya ada hal yang ingin kamu berikan pada Aryan, hanya sebagai hadiah kecil saja.""Aku sudah pernah memberikan sebuah jam dan dasi sebagai hadiah, mungkin kali ini aku akan memberikan kemeja untuk hadiah nya, bagaimana menurut Mama? " sahut Akuna. "Iya itu ide yang bagus, Mama akan menemani kamu membeli kemeja itu nanti."Aluna pun menganggukkan kepala nya sambil tersenyum. Tak disangka ternyata pembicaraan mereka terdengar oleh Kirana. "Ternyata Aluna akan memberikan Aryan sebuah kemeja ya, baiklah aku juga akan membelikan hal yang serupa dan akan aku pastikan jika Aryan akan memakai kemeja pemberian dariku di hari ulang tahun nya nanti." Gumam Kirana sambil tersenyum licik. "Lebih baik aku pergi membelinya sekarang saja, aku sudah tidak memiliki banyak waktu lagi. Karena pekerjaan a