All Chapters of Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir : Chapter 71 - Chapter 80

Setelah selesai makan, Aluna dan Sintia pun langsung bergegas pergi dari sana. "Aluna terimakasih banyak ya untuk makan siang nya, dan juga untuk semua makanan ini. Aku memesan begitu banyak makanan untuk nanti malam, kamu tidak merasa keberatan kan." "Sama-sama Sintia, justru aku merasa senang sekali karena bisa mentraktir kamu hari ini. Kapan-kapan kita pergi lagi ya, selama tinggal di Jakarta aku jarang sekali berpergian jika bukan dengan suami dan mertuaku.""Ya tentu saja, weekend nanti aku akan berkunjung ke rumah kamu." Saat akan menyebrang jalan, tiba-tiba saja ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi yang hampir saja menabrak Sintia, namun dengan cepat Aluna menyelamatkan Sintia hingga dirinya yang terserempet mobil itu. "Aluna..." Teriak Sintia dengan ekspresi wajah yang panik. Semua orang disana pun mulai mengerubungi Aluna yang terjatuh di aspal dan mencoba membantu nya, sementara itu pengendara mobil yang merupakan seorang wanita itu justru pergi begitu saja dengan p

"Awww perih sekali Mbok." Ujar Aluna menahan rasa sakit. "Jelas rasanya akan sakit, ini tangan dan kaki Non Aluna sampai luka berdarah gini. Tapi di tahan dulu ya Non kalau tidak di obati nanti bisa infeksi." Sahut Mbok Jum. "Iya Mbok, tapi pelan-pelan ya Mbok." "Kok bisa sih Non Aluna sampai keserempet mobil segala, memang nya Non Aluna habis dari mana? Bukankah tadi hanya ingin mengantarkan berkas saja pada Den Aryan." "Ya bisalah Mbok, namanya juga sudah musibah bisa datang kapan saja dan dimana saja. Masih untung luka nya tidak terlalu parah dan aku hanya terserempet saja." "Ya ampun Non Aluna ini ada-ada saja, sudah kena musibah saja masih bisa bilang untung. Kalau Den Aryan tahu dia pasti akan sangat khawatir sekali." Tak lama Aryan pun datang sambil berlari menghampiri Aluna yang tengah di obati. "Aluna, kamu tidak apa-apa kan? Mana yang luka, coba aku lihat." Ujar Aryan dengan nafas terengah-engah. "Loh Mas kamu kok sudah pulang sih, inikan masih sore dan belum

Setelah selesai makan malam, Miko dan Sintia pun langsung pulang dari kediaman Aryan. "Aku akan mengantar kamu pulang." Ujar Miko. "Terimakasih banyak ya Pak, untuk hari ini. Pak Miko sudah mau ngajak saya bertemu Aluna dan sekarang mengantarkan saya pulang." Sahut Sintia. "Sama-sama, tidak mungkin juga kan kalau aku membiarkan kamu pulang sendiri malam-malam seperti ini, cepatlah masuk ke dalam mobil." "Baik Pak." Balas Sintia dengan cepat, lalu masuk ke dalam mobil. "Pak Miko ini sebenarnya baik, hanya saja terkadang dia selalu menyebalkan dan membuat aku merasa kesal." Gerutu Sintia di dalam hatinya. Miko pun melajukan mobilnya dan segera pergi dari kediaman Aryan. Sementara itu, Aluna dan Aryan pun sudah berada di dalam kamar mereka. "Tadi Mama menelpon dan bertanya tentang keadaan kamu, aku bilang kalau kamu baik-baik saja. Soal apa yang terjadi pada kamu, aku harap Mama dan Papa tidak boleh sampai tahu ya, mereka pasti akan merasa khawatir sekali disana." Ujar Aryan. "

Tak berselang lama, Aryan pun sampai di kantor. Dengan cepat Kirana langsung menghampiri Aryan.. "Haii selamat pagi Aryan." Ujar Kirana sambil tersenyum ramah. Sontak saja Aryan pun sangat terkejut saat melihat mantan kekasih nya itu sudah ada di kantor nya. "Kirana, apa yang kamu lakukan disini sepagi ini? Di kantor ku?" Tanya Pria itu dengan nada ketus. "Aku datang kesini untuk menemui kamu, kemarin kita belum sempat mengobrol banyak hal karena kamu langsung pergi begitu saja dengan terburu-buru. Aku rasa hari ini adalah waktu yang tepat untuk kita bisa menghabiskan waktu bersama." Ujar Kirana tanpa rasa malu sama sekali. "Maaf Kirana, tapi aku tidak punya waktu untuk mengobrol apapun dengan kamu. Banyak sekali pekerjaan yang harus aku selesaikan sekarang ini, jadi tolong jangan ganggu aku dan sebaiknya kamu pergi dari sini, kita juga sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi, jadi keberadaan kamu disini juga tidaklah penting." "Kamu kok bicara nya seperti itu, padahal ak

Sementara itu, Aryan dan Miko sudah kembali ke ruangan Aryan. "Ternyata benar kalau Kirana adalah pelaku nya, aku akan menemui nya nanti dan dia harus minta maaf langsung pada Aluna." Ujar Aryan. "Tapi kau yakin akan mengajak Kirana untuk menemui Aluna, aku hanya merasa takut kalau pertemuan mereka justru akan menimbulkan masalah baru. Aku pribadi percaya pada Aluna, dia tidak mungkin menyakiti Kirana, tapi Kirana bisa saja melakukan hal lain pada Aluna." Sahut Miko. "Itu tidak akan terjadi, karena aku akan selalu melindungi Aluna." "Tapi Aryan, apa aku boleh bertanya sesuatu?" "Katakan saja, apa yang ingin kau tanyakan?" "Apa kau benar-benar sudah melupakan Kirana? Kau sudah tidak mencintainya lagi?" "Iya, aku sudah tidak memiliki perasaan apapun pada Kirana semenjak dia memutuskan untuk meninggalkan ku dan menikah dengan pria lain. Kau juga sudah tahu itukan?" "Ya aku tahu, aku hanya ingin memastikan saja sekali lagi. Aku pikir kau sudah melupakan Kirana karena sudah mulai m