MasukHidup Aluna berubah drastis setelah dia datang ke kota besar untuk mengadu nasib, bagaimana tidak? Dia yang melamar menjadi seorang pembantu tiba-tiba saja di minta untuk menjadi istri dari seorang pemuda tampan yang kaya raya. Aluna yang tidak bisa menolak nya pun terpaksa menyetujui pernikahan kontrak dengan pria bernama Aryan selama 90 Hari. Namun seiring berjalan nya waktu, mereka di hadapi masalah besar dimana mereka berdua ternyata memiliki perasaan yang sama dan saling jatuh cinta..
Lihat lebih banyakDi sebuah Desa terpencil, terlihat seorang Gadis bernama Aluna sedang mengemasi semua barang-barang miliknya. Di samping nya juga ada seorang wanita paruh baya yang membantu nya berkemas.
"Aluna, kamu yakin nak akan pergi ke kota sendirian? Bude disini merasa cemas dan takut jika disana terjadi sesuatu hal yang buruk pada kamu, apalagi kamu belum pernah pergi ke Jakarta sebelumnya." ujar wanita paruh baya bernama Bude Ratmi. "Bude tidak perlu mengkhawatirkan aku, aku akan baik-baik saja selama disana. Lagi pula disana aku tidak sendirian, aku akan menumpang di tempat temanku yang tinggal di kampung sebelah. Selama aku belum mendapatkan pekerjaan, aku akan ikut tinggal bersamanya." sahut Alina, "Maafin aku ya Bude, karena aku juga tidak memiliki pilihan lain lagi, aku harus mencari pekerjaan agar bisa membantu Bude juga. Hanya Bude satu-satunya keluarga yang aku miliki dan aku ingin sekali bisa membahagiakan Bude." "Seandainya saja paman kamu masih ada, mungkin sekarang ini kamu tidak perlu pergi ke kota untuk mencari uang." "Tolong jangan bicara seperti itu, Bude. Doakan aku supaya bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus disana, agar aku bisa secepatnya mengirimkan Bude uang. Tolong jaga diri Bude baik-baik disini ya selama aku tidak ada, aku pasti akan sangat merindukan Bude." ungkap Aluna sambil memeluk wanita paruh baya itu. "Tentu saja Bude selalu mendoakan kamu, mendiang kedua orang tua kamu pasti akan sangat bangga sekali karena memiliki putri seperti kamu, Aluna. Semoga Tuhan selalu melindungi kamu dimana pun kamu berada." sahut Bude Ratmi sambil menangis. "Aku pamit dulu ya, Bude." "Tunggu dulu Aluna." pinta Bude Ratmi sambil mengeluarkan beberapa lembar uang disaku nya itu. "Ambilah ini, uang yang Bude berikan pada kamu memang tidak banyak, tapi setidaknya dengan uang ini bisa sedikit meringankan beban kamu selama perjalanan ke kota." "Tidak Bude, uangnya simpan saja untuk keperluan Bude disini. Aku juga masih memiliki uang sisa tabunganku, dan aku rasa uang itu cukup untuk biaya transportasi dan kebutuhan aku selama disana." sahut Aluna menolak.. "Tidak apa-apa Aluna, tolong jangan menolak nya. Ambilah uang ini, Bude mohon." "Baiklah Bude, terimakasih banyak." balas Aluna sambil memeluk Bude nya sekali lagi. "Sudah sayang, jangan menangis seperti ini ya. Ayo Bude akan mengantar kamu sampai ke depan." Aluna pun menganggukkan kepalanya dan mereka berdua pun segera berjalan ke depan. Di depan rumah nya yang sederhana itu, ternyata sudah ada ojek yang menunggu. "Hati-hati ya Aluna, semoga perjalanan kamu ke kota selamat sampai tempat tujuan. Dan jangan lupa untuk terus mengabari Bude ya sayang." "Iya Bude, aku pasti akan sering mengabari Bude. Aku pamit sekarang ya, Assalamualaikum." "Waalaikumsalam." sahut wanita paruh baya itu yang tak kuasa menahan air mata nya. Dengan perasaan yang sedih, Aluna pun pergi meninggalkan Bude nya itu sendirian. Demi nasib yang lebih baik, Dia rela melakukan apapun untuk Bude yang sangat dia sayangi itu. Sementara itu, terlihat sebuah mobil mewah yang berhenti tepat di depan sebuah perusahaan besar. Seseorang pun dengan sigap membuka pintu mobil itu, dan tidak lama turun seorang pria muda dengan menggunakan pakaian yang sangat rapih sekali. Semua orang disana pun memberikan salam hormat kepada nya yang merupakan seorang Presdir di perusahaan itu. "Selamat Pagi Pak." "Selamat Pagi." Pria bernama Aryan itu di kawal oleh asisten pribadi sekaligus sahabat nya yang begitu setia. "Selamat Pagi Pak Aryan." Sapa seorang wanita cantik. "Selamat Pagi Sintia, apa dokumen yang saya minta sudah kamu siapkan." "Tentu saja sudah Pak, Pak Aryan hanya perlu memeriksanya untuk memastikan jika semuanya tidak ada yang kurang." "Baiklah, bawa berkas itu secepatnya ke ruangan saya." "Baik, Pak." balas Sintia sambil tersenyum kecil. Aryan pun terus berjalan menuju ruangan kerjanya. Sesampainya disana, Pria itu pun langsung duduk. "Miko, apa kamu sudah mendapatkan kriteria Gadis yang cocok?" tanya Aryan. "Belum, semua Gadis yang di dapat tampak biasa saja. Dan aku belum menemukan Gadis yang cocok dengan kriteria yang kamu inginkan." sahut Miko. "Aku sudah tidak punya waktu banyak lagi, dua Minggu lagi mereka akan sampai di Jakarta dan tepat di hari itu aku sudah harus menemukan seorang Gadis yang bisa aku sewa sebagai istri bayaran. Apa dari semua Gadis, kamu tidak bisa menemukan Gadis yang cocok untuk aku." "Tolong beri aku waktu untuk mencari Gadis yang lainnya, karena kebanyakan Gadis yang aku temui semuanya hanya berpacu pada Harta mu saja, tidak ada yang serius dan bisa di ajak untuk bersandiwara. Semua Gadis yang aku temui, menolak untuk menikah selama sembilan puluh hari mereka ingin pernikahannya dengan mu terjalin selamanya." ujar Miko. Tok tok tok.. "Permisi Pak, saya ingin mengantarkan berkas yang bapak minta." Ujar Sintia. "Masuklah." balas Aryan singkat. Dengan cepat Sintia pun memberikan berkas itu kepada Aryan. "Sekarang kamu bisa pergi, aku akan memanggilmu lagi nanti." "Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi dulu." Aryan pun menganggukkan kepala nya, dan Sintia pun berjalan keluar dari ruangan Aryan. "Kenapa tidak Sintia saja yang kau jadikan istri." ujar Miko secara tiba-tiba, dan hal itu terdengar oleh Sintia yang masih berada di dekat pintu masuk. Gadis itu pun mencoba menguping pembicaraan antara Aryan dan Miko di balik pintu. "Aku rasa Sintia gadis yang cocok dan bisa di ajak untuk menikah, dia juga sangat cantik dan berpendidikan. Dia tidak akan membuat kamu malu di depan Om Lukas dan Tante Rianti nanti, kalian berdua juga kelihatan sangat cocok dan aku rasa jika kita coba untuk berbicara dengan Sintia dia pasti tidak akan menolak nya juga." Aryan pun tidak merespon sama sekali, pria itu hanya diam sambil memikirkan ucapan nya Miko. "Apa aku tidak salah dengar, Pak Aryan ingin menjadikan aku sebagai istrinya." Gumam Sintia yang terlihat begitu senang, bagaimana tidak Gadis itu memang sudah sejak lama menyukai bos nya itu. "Aku tidak sedang bermimpi kan, ini adalah kabar yang sangat bagus. Sepertinya aku harus mempersiapkan diriku karena aku yakin sekali, tidak menunggu waktu lama Pak Aryan akan datang dan meminta aku agar mau menikah dengan nya. Para karyawan wanita yang bekerja di perusahaan ini pasti akan sangat iri padaku, karena aku sebentar lagi akan menjadi nyonya Aryan Pratama, satu-satunya pewaris dari perusahaan ternama." Dengan perasaan yang begitu senang, Sintia pun langsung pergi menuju ruangan nya dengan begitu cepat."Aluna sayang, kami semua sangat terkejut sekali saat tahu kamu mengalami kecelakaan. Tapi sekarang kami merasa lega setelah melihat kalau kamu baik-baik saja, apalagi kami juga mendapatkan kabar bahagia tentang kehamilan kamu ini, terimakasih ya Aluna karena sebentar lagi kamu akan memberikan Papa dan Mama gelar nenek dan kakek." Ujar Bu Rianti sambil menangis penuh haru. Aluna pun hanya merespon dengan tersenyum kecil. "Aluna, Papa sudah menghubungi Bude kamu di kampung dan mengatakan kalau kamu tidak bisa datang kesana, Bude kamu juga bisa mengerti dan kondisi nya sekarang sudah membaik jadi kamu tidak perlu merasa khawatir lagi." Ujar Pak Lukas. "Iya Pah.." balas Aluna singkat dengan nada lirih. "Sekarang kamu jangan banyak bicara dulu ya, kamu istirahat saja ya sayang." Tak lama Nissa pun datang bersama kedua orang tuanya, terlihat Nissa yang duduk di kursi roda dengan kaki yang di perban. "Aluna, tolong maafkan aku. Aku sangat menyesal atas apa yang sudah aku lakukan
Mobil yang di kendarai mereka pun langsung menabrak sebuah pohon besar, dan mengakibatkan mereka berdua terluka parah... Di tempat lain, Aryan tiba-tiba saja merasa cemas setelah memeriksa pesan singkat dari istrinya.. Dia pun langsung memanggil Miko untuk membantunya mencari keberatan Aluna. "Sebenarnya ada apa Aryan? Apa yang terjadi pada Aluna?" Tanya Davin. "Aku juga tidak tahu, tapi dia saat ini sedang dalam bahaya. Ini salahku karena percaya begitu saja pada Nissa." Sahut Aryan dalam keadaan panik. Dengan cepat mereka pun langsung masuk ke dalam mobil, dan segera pergi ke tempat dimana terakhir kali handphone Aluna terdeteksi. "Kenapa arah nya berlawanan sekali, ini bukanlah jalur menuju kampung nya Aluna." Ujar Miko. "Itulah, kita harus berhasil menemukan Aluna. Aku tidak ingin sampai terjadi sesuatu padanya." Balas Aryan dengan ekspresi wajah yang benar-benar panik. "Apa perlu kita melaporkan hal ini ke polisi? Agar bisa membantu kita mencari keberadaan Aluna."
Nissa dan Aluna pun mampir sebentar ke ruang nya Nissa. "Jadi kalian akan pergi ke kampung halaman kamu?" Tanya Bu Arum. "Iya Tante, sebenarnya aku tidak ingin merepotkan Nissa tapi dia sendiri yang ingin menemani aku pergi. Kebetulan Mas Aryan memang sedang tidak bisa menemani aku." Balas Aluna. "Tidak apa-apa Aluna, kalau memang Nissa sendiri yang ingin mengantarkan kamu, itu berarti dia memang memiliki niat baik pada kamu, mungkin saja dengan cara ini dia bisa menebus kesalahan nya di masa dulu." Sahut Pak Surya. Tak lama Nissa pun datang kembali. "Maaf ya Aluna, aku tidak membuat kamu menunggu lama kan?" "Tidak kok." Balas Aluna. "Pah, Mah. Aku pamit dulu ya, mungkin aku akan menginap disana selama satu hari dan baru kembali besok nya." "Iya sayang, kalian hati-hati di jalan nya ya dan jangan ngebut-ngebut bawa mobil nya." "Iya Mah, ayo Aluna kita pergi sekarang. Kita sudah tidak memiliki banyak waktu lagi, kita harus segera pergi agar cepat sampai di rumah Bude kamu." Aj
Satu Minggu berlalu, hari-hari Aluna dan Aryan di lalui dengan sangat indah sekali. Mereka sering menghabiskan waktu bersama berdua, namun hal itu tetap saja menimbulkan kecemburuan di dirinya Nissa. Gadis itu tidak sepenuhnya berubah menjadi baik, dia terlihat kesal saat melihat Aluna dan Aryan selalu bersama. Siang itu, Nissa sedang mengunjungi rumah Aryan dan mereka bertiga pun sedang berkumpul bersama. "Kamu yakin akan pergi ke rumah Bude sendirian? Lebih baik kamu pergi ke rumah Bude nanti saja setelah semua urusan aku selesai di kantor." Ujar Aryan. "Tapi kasian Bude di kampung sedang sakit, aku juga merasa cemas sekali dengan kondisi Bude saat ini dan tidak bisa merasa tenang. Aku tidak apa-apa kok Mas pergi sendiri lagipula kan di antar supir Mas, jadi kamu tidak perlu khawatir." Sahut Aluna."Tapi aku tidak tega membiarkan kamu pergi sendirian, meskipun diantar supir rasanya tetap saja aku merasa khawatir karena tidak bisa menjaga kamu secara langsung." "Kenapa kalian ha












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Ulasan-ulasan