Aria menghapus bibirnya dengan punggung tangan, geram dan malu bercampur jadi satu. “Kamu gila,” desisnya. “Aku tidak kenal kamu, dan kamu tidak punya hak memperlakukanku seperti ini!”Aditya terkekeh pendek. “Oh, jadi sekarang aku orang asing, ya?”Aria mendorong dad4nya, memberi celah untuk dirinya sendiri. Tapi langkahnya langsung terhenti saat tangan Aditya mencengkeram pergelangannya—tepat sebelum dia sempat lari. Dengan mudah, Aditya menarik tubuh mungil itu, mengangkatnya seperti boneka, lalu melemparkannya kembali ke atas ranjang.Tubuh Aria memantul ringan di atas kasur, tapi sebelum dia sempat bangkit, Aditya sudah menindihnya.Kini wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. Napasnya panas, aromanya tajam maskulin, dan matanya menyala dengan intensitas yang bisa membakar siapa pun.“Berhenti pura-pura, Aria.” Suaranya berat, rendah, seperti gumaman yang mengguncang. “Kalau kamu benar-benar lupa, kamu pasti tidak akan bereaksi seperti tadi.”Aria berusaha mendorong dadanya,
Last Updated : 2025-11-01 Read more